Adrian Montclair, pewaris tunggal Montclair Group, pria yang pernah bicara di hadapan seribu investor tanpa berkedip, malam ini… mondar-mandir di depan pintu kamar tamunya sendiri.Lebih tepatnya, kamar Marigold Vale.Satu tangan di saku celana, satu lagi menyentuh pelipis. Napasnya tidak ngos-ngosan, tentu saja tidak. Dia bukan bocah gugup.“Apa susahnya bilang ‘tidur di kamarku aja’?” gumamnya pelan.Hanya saja… tidak ada kutukan aktif untuk menjadi alasan. Ia hanya ingin Marigold ada di sisinya.Sudah tiga kali ia berdiri di depan pintu kamar Meri. Dan tiga kali pula ia mundur lagi, pura-pura ke dapur, pura-pura cari air.Dan sekarang, ia berdiri lagi.“Gila,” desisnya. “Ini konyol.”Akhirnya, ia angkat tangan, ketuk pintu dua kali. Pelan, tapi cukup tegas.Beberapa detik. Tak ada jawaban.Kemudian... klik.Pintu terbuka. Wajah Meri muncul, rambutnya sedikit berantakan, kaos tidurnya kebesaran.Adrian langsung diam. Mulutnya terbuka, tapi otaknya tidak sinkron.“Hm? Kenapa?” tanya
Last Updated : 2025-06-12 Read more