Tidak ada boarding pass, koper mewah, atau bandara pribadi. Tidak ada pantai Bora-Bora atau kastel di Italia. Tapi malam itu, Meri berdiri terpaku di rooftop penthouse Montclair, merasa seperti di negeri lain.Ratusan lampu kelap kelip dipasang. Musik klasik mengalun dari sudut tersembunyi. Meja makan bundar ditata dengan taplak renda antik, vas kecil berisi daun mint segar, dan piring porselen berisi nasi daun jeruk yang wangi menguar bersama uap teh lavender.“Lucien?” gumam Meri, matanya melebar.Adrian—yang berdiri di sampingnya dengan setelan kasual tapi rapi—mengangguk pelan. “Aku cuma menyebutkan ‘malam santai’ dan ‘istri baru’. Sisanya… dia sihir dengan mantra level tinggi.”Meri terkekeh. “Kau menyuapnya, ya?”“Bisa dibilang,” Adrian menjawab sambil menarik kursi untuknya. “Dengan gaji, pujian, dan ancaman cuti yang dibekukan kalau dia terlalu banyak komentar.”Saat mereka duduk, Meri masih belum berhenti menoleh ke sekeliling. Di seberang langit malam Vileria, kota gemerlap
Terakhir Diperbarui : 2025-07-07 Baca selengkapnya