Share

48. Cerita Sedih

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-06-10 16:06:11

Happy Reading

*****

Sekilas, Bagas melihat beban yang begitu berat di mata Jannah. Beberapa detik belum ada jawaban dari perempuan sepuh itu, Bagas kembali menatap putranya dan Mutia yang semakin terlihat akrab satu sama lainnya.

Jannah mengambil udara di sekitarnya sebanyak yang dia bisa. Lalu, menatap Bagas dalam. "Jika Nak Bagas memang menyukai Mutia. Nenek harap jangan pernah menyakiti hatinya. Nenek tahu saat ini dia pasti bersedih setelah mendengar pertunangan Nazar dengan perempuan lain."

Bola mata Bagas melebar. "Dari mana Nenek tahu masalah itu?"

Bagas sama sekali tidak menyangka jika perempuan sepuh itu akan mengetahui kabar pertunangan Nazar dengan perempuan lain karena Mutia sempat berkata jika dia tidak ingin membuat neneknya sedih dengan cerita pertunangan tersebut. Jadi, jelas kabar itu bukan Mutia yang menceritakannya pada Jannah mengingat betapa perempuan sepuh itu begitu menyukai Nazar dan sangat merestui hubungan keduanya.

Mengambil teh miliknya, Jannah meneguk hin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   51. Sering Tidur Bareng

    Happy Reading*****"Kenapa memangnya. Kalau naik sepeda ontel ini kita lebih cepet," kata Mutia. Mulai mengambil sepeda yang dulu selalu dia pakai untuk ke sekolah.Bagas cuma bisa mengambil napas panjang. "Motor tidak ada, Tia?""Nggak ada. Sudah nggak usah rewel. Cepetan naik, saya yang akan mengayuh sepedanya. Bapak duduk di belakang saja." Mutia menunjuk bagian kosong tepat di belakangnya.Mau tak mau Bagas naik di kursi belakang dengan Mutia yang mengayuh sepeda. Namun, baru dua kali mengayuh, lelaki itu meminta si perempuan untuk berhenti. "Kenapa lagi, Pak?" Mutia mulai kesal, pasalnya dia sadah sangat ingin melihat keramaian pasar malam yang jarang ada di desanya. "Sebaiknya, kita tidak perlu menyusul mereka daripada capek. Aku tidak akan membuatmu berkeringat di malam hari kecuali kamu berkeringat di atas ranjangku," kata Bagas sambil melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Mutia. "Nggak usah mesum, Pak. Ingat nasihat Nenek tadi."Bagas dengan cepat turun dari sepeda, la

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   50. Terciduk

    Happy Reading***** Bagas dengan cepat melepaskan pagutannya dari bibir manis yang sudah dirindukan sejak kemarin.Mutia sedikit mendorong tubuh Bagas agar menjauh, lalu menoleh ke sumber suara yang tadi menginterupsi kegiatan mereka. "Nenek," katanya terkejut.Jannah menarik garis bibirnya. "Maaf. Lain kali, sebaiknya kalian melakukan di tempat yang lebih tertutup atau tahan sampai hubungan kalian halal. Kalau sampai Fardan yang melihat adegan tadi, nggak baik," peringatnya."Nenek ayo makan," ajak Mutia supaya Jannah tidak mengungkit masalah tadi lebih lanjut. Cukup peringatan seperti tadi sudah membuat perempuan itu malu."Ayo," sahut Jannah, tetapi perempuan sepuh itu membiarkan Mutia berjalan terlebih dahulu. Setelahnya, dia menoleh ke belakang. "Nak Bagas harus ingat, kami tinggal di desa yang notabene masyarakatnya masih tabu dengan hal-hal yang kalian lakukan seperti tadi. Jadi, tolong ditahan supaya Mutia nggak menjadi omongan negatif para tetangga. Cukup sudah dia dibicara

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   49. Gara-gara Khawatir

    Happy Reading*****"Bukan begitu, Nek. Saya cuma pernah mendengar jika lelaki yang diakui sebagai ayah kandung Nazar sebenarnya bukanlah orang tua biologis Nazar," jelas Bagas. Dia melirik Arham, mengedipkan mata agar tidak menceritakan hal yang sebenarnya pada Jannah."Nazar itu memang orang yang licik bahkan semua keluarganya nggak ada yang baik," tambah Arham."Apa Nak Arham juga mengenal Nazar?" tanya Jannah. Kembali meneguk minumannya kembali. Rasanya perempuan sepuh itu mulai membenarkan perkataan Arham bahwa memang di keluarga Nazar tidak pernah ada yang baik perilakunya.Yunita sebagai perempuan yang melahirkan Nazar, sering kali terlihat marah saat Mutia berkunjung ke rumah mereka. Terkadang, cucunya itu menangis setiap kali pulang setelah keluar dengan sang kekasih. Namun, setiap Jannah bertanya mengapa, Mutia tidak bercerita secara gamblang. Cuma perempuan sepuh itu sering mendengar para tetangga mengatakan jika Mutia habis kena omel Yunita. "Saya nggak kenal baik, Nek. T

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   48. Cerita Sedih

    Happy Reading*****Sekilas, Bagas melihat beban yang begitu berat di mata Jannah. Beberapa detik belum ada jawaban dari perempuan sepuh itu, Bagas kembali menatap putranya dan Mutia yang semakin terlihat akrab satu sama lainnya. Jannah mengambil udara di sekitarnya sebanyak yang dia bisa. Lalu, menatap Bagas dalam. "Jika Nak Bagas memang menyukai Mutia. Nenek harap jangan pernah menyakiti hatinya. Nenek tahu saat ini dia pasti bersedih setelah mendengar pertunangan Nazar dengan perempuan lain."Bola mata Bagas melebar. "Dari mana Nenek tahu masalah itu?"Bagas sama sekali tidak menyangka jika perempuan sepuh itu akan mengetahui kabar pertunangan Nazar dengan perempuan lain karena Mutia sempat berkata jika dia tidak ingin membuat neneknya sedih dengan cerita pertunangan tersebut. Jadi, jelas kabar itu bukan Mutia yang menceritakannya pada Jannah mengingat betapa perempuan sepuh itu begitu menyukai Nazar dan sangat merestui hubungan keduanya.Mengambil teh miliknya, Jannah meneguk hin

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   47. Pertanyaan Jannah

    Happy Reading*****Bagas dan Arham saling menatap satu sama lain. Gugup juga ketika tatapan perempuan sepuh itu begitu tajam, terutama pada Bagas. "Nek, nggak usah nyeremin gitu kalau natap. Pak Bagas ke sini pasti khawatir sama Fardan. Nggak ada maksud lain. Iya, kan, Pak?" tanya Mutia berusaha mencairkan suasana. Perempuan itu menatap dalam pada Bagas, berharap si lelaki mengerti kode yang diberikan. Jangan sampai menceritakan apa pun tentang hubungan keduanya yang tak biasanya. Bagas menarik napas, seolah mengerti arti tatapan si ibu guru, dia mengangguk. "Betul, Nek. Saya datang ke sini tidak ada maksud apa pun kecuali ingin melihat Fardan. Saya khawatir sekali, dia merepotkan Nenek karena kenakalannya," ucap si lelaki membenarkan perkataan Mutia."Ih, aku nggak merepotkan, ya. Kenapa aku yang dijadikan alasan? Padahal Papa jelas-jelas merin ...."Arham segera membungkam mulut si kecil dengan telapak tangan kanannya sehingga tidak bisa melanjutkan kalimatnya yang akan diucapka

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   46. Bucin 2

    Happy Reading*****Mutia mengucek-ucek matanya beberapa kali ketika melihat sosok lelaki yang tadi pagi mengatakan pekerjaannya cukup baik dan kemungkinan tidak bisa menghubunginya. Namun, baru setengah hari saja, Bagas sudah muncul di hadapannya. Mutia bahkan sampai mencubit lengannya sendiri dan mengaduh kesakitan."Kamu tidak sedang bermimpi, Tia," ucap Bagas sambil menarik pinggang perempuan itu hingga menempel di tubuhnya."Ehem," peringat Arham. Mutia dan Bagas menoleh bersamaan. "Ingat, Gas. Di sini itu desa. Jangan terlalu mencolok saat bermesraan. Lagian ada si kecil yang pandangannya harus kamu selamatkan dari hal-hal dewasa seperti itu."Bagas dan Mutia saling menatap. Perempuan itu merasakan detak jantungnya yang bergerak lebih cepat, demikian pula dengan Bagas. Papanya Fardan itu begitu gugup saat bertemu langsung dengan si ibu guru apalagi berada pada jarak sedekat itu. "Hei, Tia. Apa kabar?" tanya Arham memecah konsentrasi keduanya saat saling menatap. Mutia berusaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status