Nadira kembali ke meja kerjanya, membawa proposal perencanaan miliknya. Melihat wajah muramnya, Liane berjalan menghampirinya, memberi isyarat."Nadira, kamu nggak apa-apa? Proyeknya beneran diambil alih sama pegawai baru itu?"Nadira memegang pergelangan tangan Liane. "Sini."Keduanya pergi ke pantri, Nadira berkata dengan serius kepada Liane."Aku butuh bantuanmu.""Katakan, kalau bisa, aku pasti bakal bantu.""Aku dengar kalau LS Group juga ingin mendapatkan Proyek Obari. Mumpung konstruksi belum dimulai, kalau ada proposal yang lebih baik yang bisa ngambil hak buat mengurus Obari, WR Group nggak akan bisa berkutik."Mendengar ini, Liane terlihat terkejut, tangannya bergerak memberi isyarat dengan panik."Kamu gila! Kalau kamu terlibat dalam masalah ini dan sampai ada yang tahu, kamu bisa dianggap membocorkan rahasia perusahaan. Kariermu bakal hancur saat itu juga.""Selain itu, aku pernah dengar kalau pimpinan LS Group punya latar belakang yang rumit, bahkan nggak ada informasi apa
Read more