Bab 11Malam tiba, dan pasangan pengantin baru itu tampak berbaring di ranjang hotel dengan pikiran masing-masing. Keduanya berbaring sambil menatap langit-langit kamar. Suasana begitu hening karena tidak ada obrolan intens yang berarti di antara mereka.“Mas ….”“Sakinah ….”Keduanya tiba-tiba mengeluTeguh suara secara bersamaan.“Eh, kamu aja duluan yang ngomong, Mas,” ucap Sakinah seraya memiringkan tubuh. Begitu juga dengan Teguh. Kini keduanya berbaring dengan posisi miring dan saling bertatapan.“Kamu aja dulu yang ngomong, Sakinah,” ucap Teguh tampak tenang.“Ehm, boleh ya?”“Iya, boleh dong, masa’ nggak, Sakinah. Ayo, ngomong aja apa yang mau kamu bicarakan,” ucap Teguh lagi.“Hmm, tadi … Mas bilang aku boleh nanya apa aja kan tentang Mas,” ucap Sakinah mengawali obrolannya.“Iya, bener. Kamu mau nanya apa? Aku pasti akan jawab, Sakinah.”Sakinah justru melamun sesaat sampai Teguh membuka suara untuk menyadTeguhnya.“Sakinah, katanya mau ngomong?” “Ehmm, Iy–iya, Mas. Jadi, ak
Last Updated : 2025-08-04 Read more