Untung panggilan dari Andik membuat Bian mau tak mau harus melepaskanku. Kalau tidak, Bian pasti sudah mengajakku bercocok tanam di taman ini.Pria itu pernah menggauliku di bawah air terjun dan kebun strowberi. Tentu tidak akan pikir panjang kalau ingin melakukannya di taman kecil di belakang rumahnya ini.Ngeri saja di tempat yang bisa saja ada keluar masuk orang dia mau nekat melakukannya. “Ada apa?” tanya Bian pada Andik yang baru membuka pintu halaman belakang.“Maaf, Pak. Tadi adik Bu Melati menanyakan apakah Bu Melati jadi balik ke Batu sekarang? Karena sejak tadi ditelpon tidak bisa.”Aku terkejut. Tentu saja aku tidak mendengar benda itu berdering. Ponselku ada di kamar, dan sejak tadi kami bermain-main seperti anak kecil di belakang rumah ini.“Aku temui Iqdam dulu, Mas,” ujarku pada Bian.Bian tak melarangku. Tapi hanya bertutur, “Suruh dia balik dulu saja, nanti siang aku yang mengantarmu ke Batu.”“Benar Mas Bian mau antar ke Batu?” Aku senang sekali mendengarnya.Sebe
Terakhir Diperbarui : 2025-07-07 Baca selengkapnya