“Aku harus balik ke Surabaya, Mel. Kalau memang kau mau di sini sementara waktu, tidak apa, kok.”Tiba-tiba Bian menyampaikan hal itu. Tentu saja aku terkejut.“Enggak besok sekalian, Mas? Ini sudah menjelang maghrib, lho!” ujarku membuntutinya ke kamar.Bian mengambil beberapa barangnya dan aku menahan lengannya.“Mas, ada apa? Kenapa mendadak mau ke Surabayanya?” aku tampak bertanya-tanya.“Enggak ada apa-apa, Sayang. Ini tadi Pomo bilang ada masalah di kantor.”“Enggak bisa besok kah, Mas?” masih aku memintanya mempertimbangkan.“Enggak bisa, Sayang. Ini mendesak sekali.”“Kalau begitu aku ikut balik saja.”Aku memutuskan iku Bian. Barusan tadi dia marah-marah dengan Miranda, lalu sekarang mau buru-buru balik ke Surabaya. Tentu saja aku jadi kepikiran. Bian tertegun melihatku yang ikut memasukkan barang-barangku ke dalam tas. Dia tadi yang buru-buru malah sekarang yang hanya berdiri bengong.“Kenapa, Mas?” tanyaku.“Tidak usah ikut. Kamu masih lelah. Besok kalau sudah selesai mee
Last Updated : 2025-08-05 Read more