Bian sedang berbicara dengan anaknya saat kami akan beristirahat. Dia mulai sering mengajaknya mengobrol. Kadang bercanda. Kadang sudah berceramah seolah anaknya itu sudah bisa memahami ucapannya.Seperti, “Jadi laki-laki itu harus kuat, tidak boleh cengeng, tidak boleh manja ya, Nak. Kalau ada teman yang nakal, hadapi, kalau kamu ditonjok, tonjok dia balik. Jangan takut kalau kamu tidak salah!”Aku mencubit lengannya untuk mengingatkan, “Dia lahir saja belum, Mas. Masa sudah disuruh tonjok-tonjokan!”Bian tertawa renyah mendengarku kesal karena belum-belum sudah menyuntikkan sesuatu yang menurutku radikal untuk ukuran bayi mungilku.“Ya enggak apa-apa, biar dia siap menghadapi kerasnya dunia,” tukasnya tak berhenti terkekeh.“Ya sudah, bobok yuk!” ajakku karena aku sudah merasa lelah saja. Perutku sudah membesar jadi mudah sekali terasa lelah.Apalagi tidurnya sekarang sudah mulai susah. Mau miringpun susah. Harus diganjal bantal dan guling di kanan kiriku.“Sudah nyaman, Sayang?” Bi
Last Updated : 2025-07-31 Read more