Brumm!Suara mesin mengaum keras saat Samuel menekan pedal gas dalam-dalam. Mobil mereka meluncur cepat meninggalkan rumah keluarga Nugraha—meninggalkan luka, kemarahan, dan kekecewaan yang masih membekas di dada.Di dalam mobil, suasana begitu sunyi. Jalanan kota mulai gelap, lampu-lampu jalan menyinari wajah Arsila yang menunduk menatap Juang yang tertidur dalam pelukannya. Bocah kecil itu tampak kelelahan setelah drama emosional yang tak seharusnya ia saksikan. Tangisnya sudah berhenti, berganti dengkuran kecil yang tenang."Hati-hati, Sayang," bisik Arsila, hampir seperti gumaman.Samuel tidak menjawab. Ia hanya menggenggam erat setir kemudi, matanya fokus ke depan, tapi jelas dari caranya menarik napas dan menghela, emosinya masih menggelegak.Mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi, menelan jalan demi jalan hingga akhirnya, setelah cukup jauh dari rumah keluarganya, Samuel mulai menurunkan kecepatan. Lampu merah menyala, dan ia berhenti, membiarkan malam menyusup ke dalam r
Last Updated : 2025-07-09 Read more