Dalam hitungan jam, Alvaro bergegas kembali ke kliniknya yang sudah porak-poranda, wajahnya menegang begitu melihat pintu depan terbuka lebar dan kusennya pecah dihantam paksa.Begitu dia mendorong pintu berderit itu, amarah langsung menyala di matanya. Seluruh tempat bagaikan diterjang badai, tiap sudut hancur berantakan, menyisakan puing dan jejak kekerasan.Kotak-kotak obat berserakan di lantai kotor, rak-rak terjungkal, botol pecah di mana-mana. Jejak perusakan yang jelas.Di tengah kekacauan itu berdiri Siti yang dibanjiri keringat, panik dan linglung.Dalam keheningan yang mencekam, Siti bergumam, "Kotak P3K. Sial, di mana kotak P3K itu?"Mata Alvaro menyipit tajam, kebingungan bercampur dengan curiga.Tiba-tiba, Siti melihat kotak yang dicari terletak di atas lemari obat yang rusak.Dia buru-buru naik ke bangku reyot yang kakinya sudah goyah, salah satunya sudah hampir patah."Apa yang kau lakukan?" Suara Alvaro dingin membelah udara.Siti terkejut hebat, bangku rapuh itu ambruk
Baca selengkapnya