Adrian terbangun pagi itu dengan kepala berat dan rasa kering di tenggorokan. Sisa alkohol semalam masih terasa menggantung di otaknya. Ia menggeram pelan, memijat pelipis dengan kesal, sebelum pandangannya mengarah pada sofa yang terletak di tengah kamarnya.Kosong.Tentu saja kosong.Namun, tetap saja bayangan itu seakan terus menghantui. Liora duduk diam di sana, memeluk tubuhnya sendiri, mata teduhnya menatap jendela. Tidak bersuara, tapi kehadirannya mengisi ruangan itu.Adrian mengacak rambutnya frustrasi.“Kenapa aku begini?” desisnya.Badan dan kepalanya terasa berat. Ia mencari handphone-nya dan meraihnya dengan malas, kemudian membuka kontak Gavin menghubunginya. Begitu, panggilannya terhubung, Adrian langsung berkata, “Aku tidak masuk hari ini.”“Aku sudah tebak, Bos.”Adrian mengernyit.“Sepanjang perjalanan pulang tadi malam, Tuan terus memanggil nama Liora. Berkali-kali. Bahkan saat Tuan sudah tertidur.”Adrian terdiam.Rahangnya mengeras.Benarkah?Ia tidak ingat. Tapi
Last Updated : 2025-07-18 Read more