Cahaya pagi merambat pelan di sela-sela gorden, menggambar garis tipis ke lantai kamar. Udara masih hangat sisa malam, bercampur samar aroma minyak pijat dari sesi “terapi” semalam. Sukma terlelap di sisi ranjang, satu lengan terulur ke luar selimut, bibirnya sedikit terbuka, napasnya teratur. Carlos sudah bangun sejak subuh. Bukan karena tidak bisa tidur, tapi karena… ia punya rencana. Duduk di kursi dekat ranjang, ia menatap Sukma lama-lama. “Hm…” gumamnya pelan, bibirnya melengkung nakal. Ia berdiri, melangkah perlahan, sengaja membuat lantai kayu tidak berderit. Begitu sampai di tepi ranjang, ia membungkuk, mengamati wajah Sukma dari dekat. “Cantik banget sih kalau tidur,” bisiknya, “sayang banget kalau nggak aku ganggu.” Tangannya menarik selimut sedikit demi sedikit, memperlihatkan bahu Sukma yang telanjang. Dress satin semalam masih melekat di tubuhnya, tapi talinya sudah melorot setengah. Carlos menahan tawa. “Astaga… kamu kayak hadiah yang belum dibuka.” Dengan hat
Terakhir Diperbarui : 2025-08-07 Baca selengkapnya