---Hari-hari pertama di apartemen barunya terasa hening. Siska berusaha membiasakan diri dengan kesepian yang kini jadi teman sehari-harinya. Ia bangun pagi, kuliah, pulang, dan malamnya duduk sendiri di sofa sambil menatap kota dari balik jendela. Semua terasa berbeda—ada kebebasan, tapi juga kehampaan.Di kampus, Siska mencoba kembali seperti biasa. Ia ikut kelas, mengerjakan tugas, dan bercengkerama dengan teman-temannya. Tapi bisik-bisik tetap terdengar.“Eh, itu kan Siska…” bisik salah satu mahasiswi, sambil melirik sinis.“Iya, katanya dulu jadi simpenan om-om, terus rebutan cowok orang, kan?” sahut yang lain, sambil menutup mulut menahan tawa.“Lucu ya, akhirnya nggak dipilih juga. Steve cerai sama istrinya tapi dia ditinggal sendirian.”Bisikan itu menusuk hati Siska, meski ia berusaha menutupinya dengan senyum tipis. Ia tahu reputasinya sudah terlanjur tercoreng. Apa pun yang ia lakukan, orang-orang tetap mengingat masa lalunya.Suatu hari, di kantin, salah satu teman sekela
Terakhir Diperbarui : 2025-09-05 Baca selengkapnya