“Ada risiko komplikasi?” tanyanya, suaranya dalam, sedikit serak. Perawat itu menimbang sejenak sebelum menjawab, “Risikonya kecil, Dok. Tapi dengan riwayat alergi berat seperti ini, setiap paparan ulang bisa lebih berbahaya. Kalau sampai terlambat penanganan, bisa fatal.” Ia menghela napas panjang, lalu berkata pelan, “Terima kasih. Pastikan semua alat monitoring tetap terpasang, saya tidak mau ada kelengahan sedikit pun.” “Baik, Dok.” Perawat itu menunduk hormat lalu keluar, meninggalkan Zayn sendirian lagi bersama Qiana. Zayn menatap wajah istrinya yang terlelap. Perlahan ia duduk kembali, jemarinya mengusap punggung tangan Qiana lembut. Keesokan paginya, sinar matahari menembus tirai tipis ruang rawat VIP itu. Aroma antiseptik bercampur dengan harum bunga segar yang sudah diletakkan staf rumah sakit malam sebelumnya. Qiana masih terbaring lemah, matanya sesekali terpejam meski sesekali mengerjap pelan. Di sisi ranjang, Zayn duduk dengan wajah letih, jelas ia tidak tidur sema
Terakhir Diperbarui : 2025-08-22 Baca selengkapnya