Matahari belum terlalu tinggi saat aroma sarapan menguar dari dapur rumah mewah tempat tinggal Arsen. Di meja makan yang tertata rapi, mereka duduk berhadapan, menyantap omelet dan roti panggang dengan suasana pagi yang terasa damai. Arsen, seperti biasa, tampil rapi dan elegan dengan kemeja lengan panjang yang digulung sampai siku. Sementara Alya, mengenakan kaus longgar dan celana katun, masih sedikit mengantuk.Arsen menatap Alya yang sedang memotong omeletnya dengan tenang. Lalu, tanpa peringatan, ia bertanya, "Alya, kamu nggak kangen Ibu kamu?"Alya menghentikan gerakannya. Garpu di tangannya menggantung di udara. Matanya menatap Arsen dengan sedikit terkejut sebelum kembali menunduk."Rindu, tentu saja," jawabnya pelan. "Tapi... aku juga nggak bisa menjenguk. Jadi, ya, aku pikir nggak apa-apa juga. Ibu sudah dirawat intensif dan dijaga dengan baik. Aku percaya itu.” ucap Alya dengan pelan.Arsen mengerutkan kening. "Kalau sekadar menjenguk, nggak apa-apa, kan? Apa salahnya?"A
Last Updated : 2025-06-12 Read more