“Bagus, Nayla. Kamu memang harus berani. Apalagi, nenek dengar, papamu cukup segan terhadap Evan,” ujar Vania, merasa senang.Nayla mengangguk kembali dengan mantap. “Baiklah kalau begitu, Nek. Karena aku saat ini sedang keluar kota bersama Evan, sebaiknya nenek tunda dulu rencana untuk ke kantor papa. Tunggu aku kembali,” pungkas Nayla.Hening sejenak dari ujung sana. Tampaknya, Vania sedang berpikir sejenak sebelum menjawab.Hingga akhirnya, suara Vania kembali terdengar. “Baiklah, Nay. Kalau begitu, nanti kamu kabarin nenek, ya.”“Iya, Nek.”Setelah itu, Nayla langsung menutup panggilan teleponnya dengan Vania. Dia diam sejenak dalam posisi duduknya yang tegap. Kemudian, dia mulai merilekskan tubuhnya, lalu kembali pada posisi berendamnya yang nyaman.Saking nyamannya Nayla berendam, kantuk perlahan menyelimuti pikirannya. Hingga akhirnya, dia tertidur di dalam bathtub, menikmati aroma harum lilin aromaterapi dan alunan musik klasik yang semakin menambah rasa rileks. “Kenapa kamu
Terakhir Diperbarui : 2025-07-01 Baca selengkapnya