Sejak mobil melaju keluar dari gerbang rumah, suara Kaivan tidak berhenti memenuhi kabin. Anak itu duduk di kursi belakang bersama Andara, sementara Ananta duduk di depan sebelah Dio yang menyetir dengan tenang. Hari ini mereka mengunjungi dokter kunjungan untuk memeriksa kehamilan Andara. "Ma, nanti Kai bisa lihat adek ya?" tanya Kaivan dengan mata berbinar. Andara tersenyum kecil, memandang pada anaknya yang tampak begitu bersemangat. “Bisa, Sayang. Tapi adeknya masih kecil banget, mungkin cuma kelihatan kayak titik.” “Kayak titik?” Kaivan mencondongkan tubuhnya, merasa bingung. "Kayak titik itu gimana, Ma?" Andara tertawa pelan melihat ekspresi penasaran anaknya. Ia mengelus kepala Kaivan dengan lembut. “Kayak biji, Sayang. Masih kecil banget. Nanti dokter yang tunjukin di layar ya.” Kaivan mengangguk cepat, tapi wajahnya tetap tampak serius, seolah mencoba membayangkan bentuk 'titik' yang dimaksud ibunya. “Kalau kayak biji, berarti adek nanti tumbuh jadi pohon ya, Ma?” ta
Terakhir Diperbarui : 2025-10-22 Baca selengkapnya