Andara mematung mendengar rangkaian kata demi kata yang meluncur lancar dari mulut Ananta. Terdengar begitu manis. Namun, sebelum benar-benar terhanyut, ucapan lama Ananta yang menyakitkan menyelinap di memorinya. Rasanya seperti mendengar dua pria berbeda dalam satu tubuh yang sama."Makasih atas perhatian dan kepeduliannya, Mas. Tapi aku lebih baik tetap belajar di tempat itu. Aku udah keluar uang banyak. Sayang kalau disia-siakan.""Aku akan ganti uangmu, Andara. Kamu nggak usah takut rugi." Ananta masih terus mencoba meruntuhkan pertahanan istrinya.“Ini bukan hanya soal uang, Mas.”Ananta diam.Andara melanjutkan. “Belajar di sana bukan cuma tentang materi. Tapi tentang suasana dan kepuasan batin. Di sana aku bisa bergaul, mengekspresikan diri, bertemu dengan orang-orang baru. Aku butuh itu, walau cuma dua jam sehari.”"Tapi kamu sekarang nggak sendiri. Kayak yang aku bilang tadi, ada anak kita bersama kamu. Jadi aku harus pastikan kamu nggak kelelahan, nggak kenapa-kenapa di ja
Terakhir Diperbarui : 2025-07-14 Baca selengkapnya