共有

Bab 76

last update 最終更新日: 2025-07-13 16:59:26

Andara menatap pistol itu tanpa berkedip. Matanya melebar, napasnya tercekat. Butuh beberapa detik bagi otaknya untuk menerima kenyataan bahwa benda logam dingin itu nyata. Bukan khayalan, bukan hanya sekadar ilusi.

"Mas, itu..." Suaranya lirih hampir tidak terdengar saking takutnya Andara melihat benda tersebut.

Ananta menatapnya tanpa ekspresi. Tangan kanannya masih menggenggam pistol, sementara tangan kirinya dimasukkan ke saku celana. Ia tampak tenang di saat Andara takut setengah mati.

"Untuk apa kamu pegang pistol itu, Mas? Kamu dapat dari mana?" cicit Andara yang belum mampu mengendalikan ketakutannya.

"Aku yang punya. Kamu nggak usah takut. Ini legal."

"Yang aku takutkan bukan masalah legal atau ilegal. Tapi kenapa benda itu sampai ada di tangan kamu? Buang sekarang, Mas Nata."

Bukannya melakukan apa yang diinginkan Andara, Ananta malah menatapnya lama.

Andara semakin takut menyaksikan reaksi lelaki itu.

"Mas, jangan main-main sama benda itu. Itu sangat berbahaya."

"Kamu ta
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (8)
goodnovel comment avatar
MIEYA ROSE
bosan baca sebab andara bodoh...‍...
goodnovel comment avatar
Fa-oel Irawan
psikopat, kata nya ananta bakal bucin mana mba thor
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
sak karepmu ta.....aku ora peduli.... ehhhh
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 257

    Beberapa menit menunggu, perawat kembali dengan membawa informasi yang dibutuhkan Andara."Bu Andara, dokter mengizinkan Ibu dan anak masuk. Tapi kali ini harus pakai masker dan sarung tangan ya, Bu.""Baik, Sus. Terima kasih."Lalu Andara memandang Kaivan yang duduk di pangkuan Ello. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum menyampaikan pada anak itu."Kai, kita ngeliat Papa yuk, Sayang?"Kaivan terlihat bingung. "Ini Papa, Ma," jawabnya sambil menepuk-nepuk lengan pria yang selama ini diperkenalkan sebagai ayahnya.Andara memandang Ello dan Shankara bergantian, meminta bantuan keduanya bagaimana cara untuk menjelaskan pada Kaivan mengenai ayah kandungnya.Menjelaskan sesuatu yang kompleks seperti itu pada anak berusia tiga tahun memang tricky karena di usia segitu anak masih berpikir secara konkret dan langsung, belum bisa memahami konsep abstrak atau hubungan keluarga yang rumit."Kai, jadi Kai sebenarnya punya dua papa. Satu papa Ello dan satu lagi Om Nata," jelas Ello menerangkan.Bu

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 256

    Andara keluar dari ruang konsultasi dengan langkah pelan. Shankara berjalan di sampingnya.Begitu pintu terbuka, semua mata langsung tertuju pada mereka. Rani berdiri duluan, diikuti oleh Hermawan. Lalu Ello yang sibuk menenangkan Kaivan yang sejak tadi rewel karena bosan menunggu. Es krimnya sudah habis."Gimana hasilnya, Ra?" tanya Ello langsung."Dokter bilang aku cocok jadi pendonor, El." Seulas senyum tipis membingkai bibir Andara.Rani langsung menutup mulutnya dengan tangan, air mata kembali jatuh tanpa bisa ditahan. “Ya Tuhan… akhirnya ada harapan.”Wajah-wajah tegang mereka kini berganti kelegaan.“Kalau begitu kita harus segera siapkan semuanya,” ucap Rani lagi."Iya, Ma." Andara tahu persiapan itu bukan hanya soal administrasi, tapi juga kesiapan mental dan fisiknya sendiri. Jauh sebelum ini Ello dan Shankara sudah menasihatinya. Memberitahu konsekuensinya. Jika Andara cocok, ia harus istirahat total berbulan-bulan dan terpaksa hiatus dari pekerjaannya."Mama mau ngeli

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 255

    Prosedur pemeriksaan pun dilakukan. Dimulai dari tes darah yang menjadi awal dari tes-tes selanjutnya.Andara, Shankara serta Rania mengikuti tes tersebut. Ello juga ingin mendaftarkan diri, tapi tidak mendapatkan izin dari Hermawan.Setelah pemeriksaan darah dilakukan, mereka dipanggil ke ruang konsul.“Baik, hasil tes darah sudah keluar,” ucap dokter dengan nada formal tapi berhati-hati. “Langkah pertama yang kami lakukan adalah mencocokkan golongan darah pendonor dengan pasien. Karena pasien, Saudara Ananta, memiliki golongan darah O, maka hanya donor dengan golongan O yang bisa dipertimbangkan.”Ketegangan langsung terasa di ruangan itu.“Untuk Ibu Rania, hasil pemeriksaan menunjukkan golongan darah Anda adalah B.”Rani terdiam. Sejak pertama ia tahu golongan darahnya apa, tapi tidak tahu golongan darah Ananta. “Tapi saya ibu kandungnya, Dok. Masa tidak bisa?” protesnya.Dokter tersenyum tipis, berusaha menenangkan. “Saya mengerti, Bu. Hubungan keluarga memang dekat, tapi sayangny

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 254

    Begitu Andara tiba di luar, ia mendengar suara perdebatan yang lebih mengarah pada pertengkaran, membuatnya sontak menghentikan langkah."Mas, aku udah pikirin. Aku akan donorin hatiku buat Nata," kata Rani pada suaminya.Hermawan bereaksi dengan cepat. "Kamu jangan aneh-aneh, Ma. Donor hati itu nggak main-main, nggak segampang donorin darah. Dan belum tentu juga cocok.""Aku yakin cocok, Mas. Aku ini ibu kandungnya," jawab wanita itu penuh keyakinan. Rani menatap Hermawan dengan mata berair. "Nata itu anakku. Aku nggak bisa diam aja. Kalau ada kesempatan untuk menolong, aku mau melakukannya."Hermawan membalas tatapan istrinya dengan wajah tegang, suaranya meninggi. "Lalu kalau ada komplikasi? Kalau kamu kenapa-kenapa? Kamu pikir aku sanggup kehilangan kamu?!"Air mata Rani jatuh. "Tapi aku nggak sanggup kehilangan anakku."Shankara yang duduk di dekat mereka hanya bisa diam mendengarkan ketegangan itu. Ia yakin Ananta tidak akan sudi menerima donor dari Rani. Ananta akan memilih l

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 253

    Aroma antiseptik yang menusuk langsung menyambar penciuman Andara begitu ia melangkah ke dalam ruangan tersebut. Sementara perawat berjalan di depannya, memberi arahan.Ruang itu penuh dengan suara mesin. Bunyi bib bib monitor jantung terdengar begitu jelas, seakan menegaskan betapa rapuhnya kehidupan yang sedang dipertahankan. Andara berhenti di sisi ranjang. Jantungnya seolah diremas. Ia nyaris tidak mengenali sosok yang selama ini selalu ia lihat gagah dan berwibawa. Kini, Ananta tampak begitu rapuh, terbaring dengan tubuh yang tidak berdaya.Napas Ananta terdengar berat melalui selang canula oksigen yang menempel di hidungnya. Sesekali terdengar desahan halus. Wajah lelaki itu pucat kekuningan. Begitu pun dengan bibirnya. Gaya hidup Ananta yang tidak sehat dan kebiasaannya mengonsumsi alkohollah yang membuatnya mendapat penyakit itu.Perawat berbisik, “Silakan, Bu. Jangan sentuh alat-alat medisnya. Kalau ingin menggenggam tangannya, boleh.”Setelah mengatakan itu perawat menjauh

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 252

    Para petinggi Lyncore berdatangan ke rumah sakit hari itu. Wajah-wajah tegang mereka menambah suasana mencekam di koridor ICU yang sudah penuh dengan aroma obat-obatan.Satu per satu, mereka menyalami Shankara yang berdiri di depan pintu ruang perawatan intensif."Bagaimana kondisi Pak Ananta, Pak?" tanya salah satu direktur.Shankara menarik napas dalam. "Masih kritis. Dokter belum mengizinkan siapa pun masuk selain keluarga inti."Mereka semua terdiam. Hanya suara mesin monitor jantung dari balik pintu ICU yang terdengar samar-samar, membuat dada setiap orang semakin berat.Beberapa petinggi memilih duduk di kursi tunggu, sebagian lagi berdiri, menundukkan kepala. Ada yang berdoa dalam diam, ada pula yang tampak menahan perasaan.“Pak Ananta itu pondasi kita semua. Lyncore nggak akan ada tanpa beliau,” ucap direktur keuangan dengan wajah sedih.Shankara mengangguk singkat. Ia tidak menampik bahwa Ananta memang dihormati banyak orang.Seorang dokter keluar dari ruang ICU, membuat sem

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status