All Chapters of Aku Jatuh Cinta Dengan Ayah Sahabatku: Chapter 81 - Chapter 90

"Maaf Kepala Rektor, saya tetap tidak bisa melakukannya. Maaf karena saya tidak mampu memenuhi harapan anda kali ini." Ucap Rhea dengan sorot mata penuh permintaan maaf.Jika sebelumnya, Rhea mungkin akan mempertimbangkannya. Namun saat ini Rhea bahkan tidak ingin mempertimbangkannya sama sekali. Sang Rektor mengerutkan keningnya dan melihat bahwa Rhea sama sekali tidak memberikan ruang untuk bernegosiasi. Ia sangat enggan jika harus memberikan kuota ini pada mahasiswa atau mahasiswi lainnya."Jika kamu menerima kuota ini aku bisa memberikanmu manfaat khusus seperti lulus lebih awal. Lagipula kamu juga sudah menyelesaikan semua materi universitas. Pergi kesana dan buat bangga universitas, syaratku itu saja. Aku yakin mungkin tidak butuh 6 bulan lamanya, tiga bulan saja sudah cukup bagimu untuk menyelesaikan program pertukaran pelajar ini." Ucap Rektor itu masih mencoba merayu tanpa kenal menyerah.Kali ini Rhea tidak segera menolak, karena ia mendengar syarat yang ia inginkan. Tidak

"Kenapa kamu sok mengerti? Kamu sendiri tidak mengerti masalahnya. Sahabatmu itu yang sok jual mahal dan tidak mau disentuh, Rafael juga seorang laki laki. Ia justru lebih sibuk dengan pekerjaannya daripada pacarnya. Rafael juga butuh hubungan yang berjalan dua arah dan bukan hanya tentang usaha satu orang saja." Ucap wanita itu panjang lebar. Rhea mendengarnya dengan seksama berfikir bahwa wanita itu mungkin mempunyai otak tapi siapa sangka ucapan wanita itu justru membuatnya tertawa terbahak bahak."Hahaha kamu siapa? Lihat dirimu lalu lihat sahabatku. Apa kamu lebih cantik darinya? Kalian berdua saja masih duduk di bangku kuliah, tapi Chloe sudah duduk di kantor dan menjadi seorang wakil presiden dengan prestasi yang tinggi. Bukannya kamu merasa bangga tapi kamu justru merasa di abaikan? AKu lebih percaya kamu iri dengan pencapaian pacarmu kan?" Tawa meremehkan terdengar dari bibir Rhea. Menatap Rafael dengan tawa mengejek, Rhea berbalik dan tidak lagi memperdulikannya."Anak lak

"Paman, kamu masih ingat dengan janjimu 6 tahun lalu bukan?" Singgung Noah secara tidak sengaja. Ia tidak menyembunyikan pikirannya dan ia menatap Elroy dengan sorot mata yang terbuka dan jujur.Elroy menoleh dan menatap tajam anak laki laki di sampingnya. Bahkan dengan tekanan kuat yang Elroy berikan, Noah begitu kesulitan bernafas dan punggungnya mulai basah oleh keringat dingin. Ini bukan kali pertamanya ia mengalaminya, namun ini tentang hal terpenting dalam hidupnya dan Noah enggan untuk menyerah.Tekanan Elroy sangat menyesakkan. Dominasinya dianggap layaknya Iblis. Matanya tajam dan auranya menakutkan. Hal tersebut membangkitkan ketakutan di alam bawah sadar semua orang yang menyebabkan segala perasaan sesak dan keringat dingin. Seperti manusia menghadapi sang raja hutan. Ketika mengetahui kengeriannya, bahkan jika itu hanya bertemu. Tetap saja akan membangkitkan ketakutan yang intens."Jika kamu bisa meluluhkan hatinya. Aku akan memberikan restu. Tentu saja dalam premise kamu

"Kamu menginap disini semalam?" Tanya Elroy sambil melirik Noah yang duduk di seberang Chloe. Noah tersenyum canggung dan menyapa Elroy dengan sopan. Mendengar pertanyaan Elroy ia juga menyapa dengan lembut dan akrab."Iya, kepala pelayan sudah menyiapkan kamar tamu untukku semalam." Ucap Noah sambil sesekali meletakkan berbagai jenis lauk pauk di atas piring Chloe. Chloe menundukkan kepalanya dengan patuh, namun tidak segera memakan makanannya.Awalnya ia ingin menunggu ayahnya sesuai dengan tradisi dan aturan keluarga. Namun karena ayahnya tidak kunjung keluar akhirnya ia memutuskan untuk makan lebih dulu. Siapa sangka ayahnya keluar sebelum sempat ia menyelesaikan sarapannya.Elroy yang melihat hal itu sedikit mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum tipis sambil berkata. "Makan saja, jangan terlalu terikat dengan aturan di rumah. Ingat saja aturannya ketika kamu bersama kakek dan nenekmu." Ucap Elroy, baru kemudian dengan izin Elroy. Chloe akhirnya memakan sarapannya dengan patuh.

"Kamu membuat keputusan sendiri?" Tanya Rhea dengan suara yang tajam. Rhea mengalihkan pandangannya menatap Noah yang baru saja ia kenal dengan tatapan menyelidik.Noah tiba tiba merasa bahwa ia duduk di ujung jarum. 'Pantas saja mereka jadi pasangan. Tatapan tajam dan sikap yang sama!' Gumam Noah tak berdaya dalam hatinya. Ia ingat ketika ia pertama kali mengatakan bahwa ia menyukai Chloe bertahun tahun yang lalu.Elroy juga menatapnya dengan penuh selidik, saat itu Noah masih muda. Ia mendapatkan tatapan penuh selidik tersebut dari Elroy dan merasa otaknya tergelitik dan merasa ngeri. "Aku mempertimbangkannya, lagi pula Noah sudah bertahun tahun menyukai Chloe. Bukankah Chloe sudah selesai dengan pacarnya kemarin?" Ucap Elroy sambil mengambil sesuap makanan dan menyuapkannya pada Rhea yang nampak enggan memakannya."Lalu apa kamu meminta pendapat Chloe? Jangan bilang kamu memutuskannya begitu saja?" Tanya Rhea kembali dengan sorot mata tajam. Kini tatapan tersebut terarah pada Elro