Langkah mereka merambat dalam gelap. Bukan gelap biasa, tapi gelap yang seolah punya kedalaman sendiri gelap yang terasa hidup, yang mengamati setiap gerakan mereka. Tak ada dinding. Tak ada lantai. Tapi setiap pijakan seolah menyentuh sesuatu. Sesuatu yang bernapas. Alura memperlambat langkah. Telinganya menangkap suara aneh, seperti desahan panjang, berat, dan ritmis. Nafas? “Rafael,” bisiknya. “Kau dengar itu?” “Iya.” Rafael menarik belatinya perlahan, ujungnya gemetar oleh energi yang menyusup dari celah-celah udara. “Ada yang hidup di sini.” “Bukan hanya hidup,” Alura memejamkan mata sejenak. “Ada yang terbangun.” Suara desahan itu semakin jelas. Di tengah kegelapan, mulai muncul bentuk: dinding batu melengkung, akar-akar menggantung seperti rambut tua, dan di pusatnya sebuah batu besar menyerupai dada manusia, naik-turun perlahan, seolah sedang menarik nafasnya sendiri. Itu bukan batu. Itu tubuh. Sesuatu yang sangat besar, terperangkap, mungkin sejak ribuan tahun lalu. A
Last Updated : 2025-07-31 Read more