"Ibu... Ayah?..." ucap Nayla terbata-bata dengan wajah terkejut. Ia menoleh ke sekeliling—semuanya serba putih. Wajahnya pucat pasi, panik tak karuan. Ia meraung, memanggil-manggil kedua orang tuanya. Suaranya pecah, penuh kerinduan yang tak terbendung. Di ujung cahaya, dua sosok perlahan muncul. Mereka mengenakan baju putih, langkahnya lembut seakan melayang. Nayla terdiam, matanya membesar, tak percaya dengan apa yang ia lihat. "Naak..." panggil sang ibu dengan suara selembut embun pagi. Nayla tergerak ingin menghampiri, namun tiba-tiba tangan ayahnya terangkat, menghentikan langkahnya. "Berhenti, Nak... ini belum waktumu," ujar sang ayah tegas namun penuh kasih. "Tuhan masih memberimu kesempatan... hidup lebih baik lagi." Sang ibu menambahkan, wajahnya bersinar damai, "Lupakan dendam itu, Nak. Lupakan masa lalu yang kelam. Semua sudah menjadi takdirmu..." Nayla menggeleng keras, air matanya jatuh deras. "Tidak, Bu... aku ikut kalian. Aku rindu... aku rindu sekali..." ta
Terakhir Diperbarui : 2025-09-05 Baca selengkapnya