“Tusuk aku, cucuku… atau kau akan ikut bersamaku selamanya.” Suara perempuan itu bergaung di antara retakan langit. Tubuhnya setengah nyata, setengah kabut merah. Mata menyala, mulut tersenyum, tapi ada luka panjang di lehernya seakan pernah disembelih. Naira menggenggam keris erat-erat. Tangan bergetar. “Kalau aku tusuk dia, Revan… aku bunuh darahku sendiri?” Revan berteriak dari bawah pusaran angin. “Kalau kau tidak melakukannya, kau hilang! Dia akan mengikatmu sebagai tubuh baru!” Perempuan itu mendekat. Tangannya menjulur, menyentuh wajah Naira. Sentuhan dingin, menusuk tulang. “Aku yang mengikat garis keturunanmu. Tanpa aku, kau bahkan tak lahir. Kau tega membunuh asalmu sendiri?” Naira menangis, tapi matanya berkilat. “Kalau aku terus biarkan… aku hanya hidup sebagai bayanganmu.” Dia berteriak, mengangkat keris. Cahaya merah menyambar udara. Perempuan itu tertawa keras, tubuhnya membesar, memenuhi langit. “Tusuk aku, cucuku. Tapi darahmu sendiri yang akan menutup pintu!
Last Updated : 2025-09-02 Read more