Mereka duduk berhadapan. Suasana hening sejenak, hanya terdengar detak jam dinding. Gendis menarik napas panjang, lalu berucap lirih namun mantap. “Ada yang mau aku sampaikan, Ma, Pa…” ucapnya sambil menunduk dalam-dalam, jari-jarinya menggenggam erat ponsel yang hampir bergetar di tangannya. “Soal apa, Gendis? Kelihatannya ini penting,” tanya ibu mertuanya dengan alis terangkat, nadanya penuh curiga. “Penting, Ma. Ini mengenai Mas Raka,” ucap Gendis dengan suara tercekat, namun matanya berusaha berani menatap. “Raka? Kenapa dia?” tanya ayah mertuanya, kali ini tampak antusias, tubuhnya condong ke depan, menunggu jawaban yang bisa mengubah segalanya. “Mas Raka selingkuh dari aku, Pa, Ma…” ucap Gendis dengan suara bergetar, matanya basah menahan tangis. “Hah?” ibu mertuanya sontak terperanjat, wajahnya berubah pucat. “Apa? Masa sih?” ayah mertuanya ikut terkejut, menatap Gendis tak percaya. “Nggak mungkin! Kamu jangan becanda, Gendis. Kalau kamu ada masalah apa pun, h
Last Updated : 2025-08-21 Read more