Dalam keadaan menangis pilu, ribuan pertanyaan dan rasa sesal bergelayut dalam hatiku, mengapa dulu aku begitu yakin dan percaya pada suamiku. Ketika menelpon, dan menanyakan tentang anak, kanga Gus selalu mengatakan semuanya baik baik saja, anak sedang sibuk sekolah, main, mengaji, dan lain sebagainya. Jika aku ingin bicara sesekali, dengan desakan kuat dan perdebatan panjang Kang Agus mengizinkan, namun aku tak pernah mendengar curahan hati atau cerita buruk tentang ayah mereka dan penyiksaan apa yang dialami anak anakku.Mungkin Dimas dan Tari ingin cerita, tapi takut dan tertekan, sementara itu polosnya aku, mengapa aku tak bertanya pada orang lain. Ah, benar, akses nomor keluarga lain yang tak kumiliki, tidak pernah menelusuri kabar, tidak mengerti bersosial media, dan terlampau sibuk mencari uang menjadi kesalahanku. Ah, sungguh sesak dada ini.Ketika ingin bicara pada orang tua, pun reaksi suami tetap sama, alasan terlaku dibuk, di sawah, pergi ke tetangga desa dan lain seba
Terakhir Diperbarui : 2025-07-03 Baca selengkapnya