共有

Bab 84

作者: Runayanti
last update 最終更新日: 2025-08-29 09:08:11

Jannah menundukkan kepalanya, menatap kosong piringnya yang sudah dingin. Jemarinya meremas ujung serbet di pangkuan, berusaha menahan gemetar yang mulai terasa. Ucapan Kakek Robert barusan seperti menghantam dadanya, keras, dingin, dan penuh penolakan. Ditambah saat menyaksikan bagaimana Deon mengambil sepotong daging ayam untuk Bella.

Beberapa saat setelah keheningan yang mencekik, Kakek Robert berkata, "Kalian akan mengadakan konfrensi pers minggu ini. Kakek ingin mengumumkan mengenai pertunangan kalian."

Deon yang sejak tadi diam menoleh dan menatap kakeknya tajam, rahangnya mengeras. “Aku tidak setuju dengan ini,” ucapnya datar, namun ada nada penekanan yang membuat suasana meja semakin mencekam. “Kau tidak bisa seenaknya memutuskan perihal ini.”

Kakek Robert menoleh perlahan, tatapannya tajam seperti pisau. “Aku bisa!, Deon. Dan aku akan melakukannya. Ingat siapa yang membuatmu ada di posisi ini. Semua yang kamu

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (1)
goodnovel comment avatar
Asri Widyastuti
kajek Robert, usianya aja yg tua, tp tdk menjamin matanya dan hatinya bisa melihat mana yg berlian dan yg kerikil. dasar kakek2 yg mudah ditipu dgn tampilan luar seorang Bella. Alfie juga msh kecil mudah di bohongi, mmg salah Deon juga yg mendidik anaknya tdk ada rasa hormat pada ibunya.
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 88

    Tanpa sepatah kata, Deon melepaskan mantel dan menaruhnya di kursi, lalu meraih sisi ranjangnya sendiri. Ia berbaring pelan, memunggungi Jannah, menarik napas panjang, dan memejamkan mata. Tak ada percakapan, tak ada sentuhan. Hanya dua hati yang berbaring berdampingan, terpisah oleh jarak yang tak kasat mata.Entah sejak pukul berapa, keheningan yang nyata itu membuat kedua insan itu tertidur dengan posisi saling bertolak belakang. Dalam diam, dan tenggelam dalam pikiran masing-masing yang cukup panjang dan rumit.Pagi harinya, sinar matahari perlahan menembus kamar, menerpa wajah Jannah yang pucat. Nafasnya berat, tubuhnya terasa lemah luar biasa. Kepalanya berdenyut, nyeri menjalar hingga ke persendian. Fibromyalgia-nya kembali kambuh akibat stres semalam.Jannah berusaha bangun perlahan, namun pandangannya berkunang. Peluh dingin membasahi pelipisnya, membuat tubuhnya semakin lemas. Tangannya meraba meja di samping ranjang, mencari obat yang selalu ia simpan

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 87

    Lalu, dengan sengaja, Bella mencondongkan wajahnya, bibirnya hampir menempel di bawah telinga Deon.“Deon…” bisiknya manja, cukup keras untuk terdengar oleh Jannah di balik pintu. "Kamu bau alkohol, tapi aku menyukainya."Tepat setelah itu, Bella mengecup bawah telinga Deon dengan sengaja.Hancur.Seolah dunia runtuh di hadapan Jannah. Suara detak jantungnya menggema di telinga, sementara udara seakan hilang dari paru-parunya. Ia mundur selangkah, menutup mulutnya dengan tangan untuk menahan isak yang nyaris pecah.Deon sama sekali tidak menyadari pandangan Jannah dari balik pintu. Dia hanya terus berjalan ke kamar Bella, menurunkannya di ranjang dengan hati-hati."Sudah, kamu istirahatlah, aku akan kembali ke kamarku.""Ehh, jangan! Maksudku, tunggu sebentar!" pekik Bella seraya menaikkan lututnya, memegang mata kakinya dengan mata yang mulai basah.Di luar, Jannah menutup pintu kamarnya perlah

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 86

    Namun yang paling menakutkan bukanlah Vincent yang terkapar di rumah sakit. Yang membuat dadanya sesak adalah kenyataan bahwa kata-kata Vincent barusan terus terngiang… dan ia tahu, sebagian dari itu adalah kebenaran yang selama ini ia hindari.Ia hanya berusaha menghindari fakta. Dengan dikawali beberapa pria yang meleraikan mereka tadi, Deon ikut ke mobil ambulans yang membawa serta tubuh Vincent yang sudah terkulai tidak berdaya dan penuh bercak darah di mana-mana.Pertolongan segera dilakukan. Bau antiseptik dan suara alat monitor jantung memenuhi ruang sempit tempat Vincent terbaring. Perintah dari dokter yang menangani penuh kepanikan namun professional, berusaha menyelamatkan korban.Sementara Deon duduk di kursi, kepalanya tertunduk, wajahnya suram. Tangannya masih berlumuran bekas darah yang belum sepenuhnya terhapus.Tidak lama kemudian, seorang Dokter keluar dan melepaskan masker medisnya."Siapa yang bertanggungjawab atas korban?"Deon segera berdiri, "saya! Bagaimana kead

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 85

    Bab 85Bella mengigit bibirnya sendiri, menyaksikan bagaimana Deon masih menggendong istrinya dengan mesra. Wajahnya memanas dan dia mengenggam sendoknya. Membenamkan amarah dan berusaha menenangkan dirinya.“Bella, kamu akan menginap di sini bersama Alfie.” Suara Kakek Robert membuyarkan tatapan Bella yang memanas ke arah Deon dan Jannah yang melangkah pergi.Hidung Bella kembang-kempis, senyumnya nyaris tak bisa ia sembunyikan. Hatinya terasa hangat sekaligus bergejolak. Itu berarti kakek benar-benar menganggapnya bagian dari keluarga ini, bagian yang penting. Tatapan pria tua itu sempat melirik Jannah sekilas, tanpa kata, namun cukup menusuk.Deon menghentikan langkahnya sedikit, sementara Jannah yang berada dalam gendongannya hanya menunduk, berusaha menelan kepahitan tanpa terlihat rapuh. Tangannya meremas bahu kanan Deon, begitu kuat, menahan nyeri yang menjalar dari dadanya. Sementara itu, Deon yang menggendongnya kembali melanjutkan langkahnya menaiki tanggan. Tidak mengatakan

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 84

    Jannah menundukkan kepalanya, menatap kosong piringnya yang sudah dingin. Jemarinya meremas ujung serbet di pangkuan, berusaha menahan gemetar yang mulai terasa. Ucapan Kakek Robert barusan seperti menghantam dadanya, keras, dingin, dan penuh penolakan. Ditambah saat menyaksikan bagaimana Deon mengambil sepotong daging ayam untuk Bella.Beberapa saat setelah keheningan yang mencekik, Kakek Robert berkata, "Kalian akan mengadakan konfrensi pers minggu ini. Kakek ingin mengumumkan mengenai pertunangan kalian."Deon yang sejak tadi diam menoleh dan menatap kakeknya tajam, rahangnya mengeras. “Aku tidak setuju dengan ini,” ucapnya datar, namun ada nada penekanan yang membuat suasana meja semakin mencekam. “Kau tidak bisa seenaknya memutuskan perihal ini.”Kakek Robert menoleh perlahan, tatapannya tajam seperti pisau. “Aku bisa!, Deon. Dan aku akan melakukannya. Ingat siapa yang membuatmu ada di posisi ini. Semua yang kamu

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 83

    Beberapa menit kemudian, mereka kembali ke kamar dengan pakaian bersih. Rambut Jannah masih sedikit basah, meneteskan aroma wangi sabun yang lembut. Deon meraih handuk kecil, mengeringkan helai-helai rambut istrinya dengan gerakan pelan.“Deon…”“Hm?”“Kamu… aneh lho, apakah ada sesuatu yang terjadi?” ujar Jannah akhirnya.Deon menghentikan gerakannya sejenak, lalu menatapnya dalam. “Aneh, ya?” suaranya rendah, hampir terdengar seperti gumaman.Jannah mengangguk kecil. “Biasanya kamu dingin, suka marah, nggak pernah jelasin apa-apa… Tapi sekarang… kamu terasa beda.”Deon menunduk, menyembunyikan sorot matanya. Ia tak ingin Jannah melihat bahwa ada badai dalam pikirannya. Tentang semua yang membuatnya berada di titik rapuh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.“Aku cuma…” Deon terhenti, menarik napas panjang. “Aku cuma ma

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status