“Om Dhanan mau aku ninggalin kamu. Dia kasih aku uang asal aku bisa ninggalin kamu!” suara Marsha pecah, air matanya jatuh satu per satu.Aga mengepalkan rahang, wajahnya memerah menahan emosi. “Dan kamu setuju,” ucapnya datar, tapi dingin menusuk.Marsha menunduk, pundaknya bergetar. “Aku terpaksa, Ga, aku nggak punya pilihan lain!”“Yakin, nggak ada pilihan lain?” balas Aga, suaranya penuh sinis, matanya tajam menusuk Marsha.Marsha menggeleng cepat, mencoba menjelaskan dengan tangis tersendat. “Ga, aku mikir, kalau aku bisa sukses, kalau aku bisa kuliah, bisa punya nama, aku bisa memantaskan diri bersanding sama kamu. Aku mau buktiin ke Papa kamu, kalau aku pantas jadi menantunya.” Air matanya kini meleleh deras, membasahi pipi, suaranya bergetar penuh kepiluan.Aga terdiam. Pandangannya kosong menatap meja. Tangan Ara yang ia genggam semakin erat, seolah takut kehilangan kendali. Baginya, kabar itu lebih menyakitkan daripada pengkhianatan Marsha sendiri. Tern
Last Updated : 2025-09-24 Read more