“Kok kamu marahnya ke aku?” seru Marsha sambil berkacak pinggang. Wajahnya memerah, matanya berkilat, penuh dengan amarah dan rasa tersakiti. Suaranya nyaring hingga membuat beberapa orang di sekitar mereka menoleh.Lalu dengan cepat memeluk lengan Aga, merengek manja sambil menutupi pipinya. “Agaaa, pipi aku sakitt,” rengeknya, seolah-olah baru saja jadi korban besar. Ia bahkan menunduk, berpura-pura terisak, berharap Aga luluh.Namun, tanpa ragu, Aga segera menarik tangannya, melepas pelukan Marsha dengan gerakan kasar. Ia melangkah mundur, rahangnya mengeras, sorot matanya dingin menusuk. “Jangan main drama di depan aku, Marsha,” suaranya tegas, membuat Marsha terdiam dengan wajah yang memucat.“Agaaa!” teriak Marsha lagi, kali ini suaranya lebih pecah, seperti orang yang hampir kehilangan kendali. Tubuhnya gemetar, dadanya naik turun menahan sesak.“Udah deh, mending sekarang kamu pulang!” ucap Rafi dengan nada dingin, berusaha mengakhiri
Last Updated : 2025-09-17 Read more