‘’Lupain aku!’’ ucap Aga lalu día segera menarik tangan Ara, wajahnya gelap dan tegang. Ia hampir menyeret gadis itu keluar dari restoran, tak peduli dengan tatapan orang-orang yang masih berbisik penuh rasa ingin tahu. “Aga tunggu! Aga! Aga jangan tinggalin aku! Agaaa!” jerit Marsha sambil menangis terisak, suaranya pecah bergema di dalam restoran. Ia bahkan sempat berlari kecil mencoba menyusul, namun langkahnya terhenti ketika pintu mobil Aga tertutup dengan keras. Mobil itu melaju kencang, meninggalkan Marsha yang terduduk di depan restoran, tubuhnya goyah, bahunya naik turun menahan sesak. “Kamu jahat, Ga, mana janji kamu dulu,” gumamnya parau, tangannya menutup wajah yang penuh air mata. ** Sementara itu, di dalam mobil, suasana begitu menyesakkan. Hanya suara mesin yang terdengar, bercampur dengan tarikan napas kasar Aga. Kedua tangannya mencengkeram erat setir, urat-urat di lengannya menegang, menunjukkan amarah sekaligus frustrasi yang ia tahan mati-matian.
Last Updated : 2025-09-16 Read more