Beberapa saat kemudian, Zira menepuk bahu Alesha. “Aku haus, ayo ke dapur ambil minum.”Mereka berdiri. Rayhan menoleh, menutup sejenak tabletnya. “Boleh ambilin Om juga segelas, Lesh?” katanya santai.Alesha mengangguk cepat. “Iya, Om.”Langkah mereka menuju dapur terasa aneh bagi Alesha, seolah ada sepasang mata yang mengikuti tiap geraknya.Di dapur, Zira sibuk mencari kue di kulkas. Alesha menuang air ke gelas, tangannya sedikit gemetar.“Lesh, kamu kenapa sih? Dari tadi kayak nggak fokus,” tanya Zira sambil melirik.“Enggak kok. Mungkin capek aja,” jawab Alesha, buru-buru meneguk air.Zira tidak curiga. Ia kembali asyik dengan kudapan, sementara Alesha berusaha mengatur napas.Mereka kembali ke ruang keluarga, membawa minuman dan sepiring kue. Alesha meletakkan segelas air di meja kecil dekat Rayhan. “Ini, Om,” ucapnya singkat.Rayhan mengangguk, pandangan matanya menahan sesuatu. “Terima kasih, Lesha.” Suaranya pelan, tapi cukup membuat Alesha menunduk buru-buru.Zira tidak sada
Last Updated : 2025-09-29 Read more