"Aku mungkin bukan istri yang kamu inginkan." ucap Alara dengan lirih. Suaranya nyaris tenggelam dalam detak jantungnya sendiri, tapi cukup keras untuk terdengar. Alara memberanikan diri menatap Darren yang masih berdiri di depannya, sorot matanya gelap, penuh sesuatu yang tak terucap. "Tapi malam ini, aku akan mencoba jadi satu-satunya perempuan yang kamu butuhkan." Sekilas Darren tampak terpaku, tapi itu hanya sesaat. Sudut bibirnya terangkat tipis, dan tanpa berkata apa-apa ia melangkah mendekat. Tangannya yang besar dan hangat mengangkat dagu Alara, memiringkan wajahnya.. Dalam sepersekian detik, bibirnya sudah menutup kembali bibir Alara dengan ciuman yang langsung menuntut. Lidahnya menekan, memaksa Alara membuka mulutnya. Ia memimpin, mengarahkan, seperti ingin mengingatkan siapa yang berkuasa. Jemarinya menelusuri leher Alara, turun ke bahunya, lalu meraih pinggangnya dan menariknya begitu rapat hingga dada mereka saling menekan. Napasnya memburu, tapi gerakannya
Last Updated : 2025-09-24 Read more