"Hmm,"Adrian ragu sejenak sebelum menjawab, "Besok sore ada rapat. Mungkin selesai agak malam."Hati Shanaya perlahan tenggelam."Aku mengerti...""Kamu mengerti apa? Dengarkan dulu aku selesai bicara."Suara pria itu tenang tetapi tegas. "Aku mungkin tidak sempat menjemputmu, tapi kita bisa bertemu langsung di rumah lama Keluarga Wiraatmadja, bagaimana?"Tubuh Shanaya yang semula tegang langsung mengendur, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar. "Tentu saja bisa."Asalkan dia tidak harus pulang sendirian, itu sudah cukup."Hmm, kamu hampir sampai?"Dia menunduk memandangi lantai. "Sebentar lagi."Adrian berkata lembut, "Aku belikan kue kecil untukmu, sudah kutaruh di kulkas, jangan lupa makan, ya."Shanaya tertegun.Kalau hadiah barang mewah, dia sudah terbiasa.Akan tetapi, pria itu khusus membawakan kue kecil pulang, itu baru pertama kalinya.Dia sedikit terkejut. "Baik, terima kasih, Adrian."Namun, rasa terkejut itu cepat menghilang.Dia melihat unggahan Bianca di media sosial.[Pa
Read more