All Chapters of Lahirnya Legenda Ksatria Abadi: Chapter 11 - Chapter 20

Bab 11. KETAKUTAN NIMAS AYUNINA Perlahan sepasang mata indah Nimas Ayunina terbuka, dengan sigap dia segera duduk dan memperhatikan sekelilingnya. Dia merasa heran melihat gua terlihat terang, kemudian matanya menangkap dua ekor ayam hutan dan empat ikan yang sedang dibakar di atas perapian. Mata nimas Ayunina seketika membelalak lebar dan ekspresi wajahnya melukiskan rasa tidak percaya. Mana mungkin dia percaya, seingatnya dia belum lama tidur dan melihat perapian sudah padam. Sementara itu sebelumnya dia melihat pemuda yang berpenampilan aneh itu sedang meringkuk seperti mayat di seberang perapian. Tapi kini pemandangan itu sudah tidak terlihat lagi. Kini dihadapannya terpampang seorang pemuda yang berwajah cukup tampan dengan pakaian putih dan celana hitam sedang memanggang ayam dan ikan di atas perapian. “Si… si… siapa kamu? Kenapa kamu ada di dalam gua ini,” kata nimas Ayunina yang segera berdiri dengan sikap waspada menatap sosok pria di de

Bab 13. BERTARUNG DENGAN HARIMAU JAWA Bukannya menjadi tenang setelah tubuhnya dibelai Jaka Tole, kedua kuda ini malah semakin agresif untuk lari. Setelah melihat keanehan ini, Jaka Tole segera mengedarkan indra spiritualnya ke sekeliling untuk memindai tanda bahaya. Akhirnya indra spiritualnya menangkap kehadiran seekor harimau yang sedang bersembunyi di balik semak-semak, dan sedang mengintai dua ekor kudanya. Sebuah senyuman aneh seketika mengembang di sudut bibir Jaka Tole. Sementara itu nimas Ayunina yang sedang membasuh muka dan mencuci kakinya di air sungai, sama sekali tidak menyadari tanda bahaya yang sedang terjadi. Wusss…. Tiba-tiba saja dari arah belakang Jaka Tole melesat bayangan kuning sebesar anak kerbau melesat ke arahnya. Sebelumnya harimau Jawa ini mengincar kedua kuda tunggangannya. Akan tetapi setelah kedatangan Jaka Tole, maka harimau jawa ini mengarahkan sasarannya ke didirinya.

Bab 15. SEBUAH MUKJIZAT DAN KEAJAIBAN Kabut merah ini adalah kabut yang sangat beracun, makhluk hidup apapun yang terkena kabut merah ini, dapat dipastikan akan mati dengan sangat mengenaskan. Saking mengerikannya, burung dan hewan liar yang hidup di hutan larangan tidak berani mendekat ke tepi jurang Malaikat ini. Bahkan serangga kecil pun akan mati dalam sekejap ketika memasuki kabut merah yang sangat beracun ini. Saat itu tubuh kecil Jaka Tole melayang jatuh kedalam jurang Malaikat yang tanpa batas kedalamannya. Sementara itu tubuh Jaka Tole meluncur dengan cepat ke dasar jurang Malaikat. Sebuah pemandangan yang tidak biasa seketika terjadi, ketika tubuh Jaka Tole memasuki kabut merah. Dimana pakaian yang dikenakan nya perlahan mulai hancur menjadi serpihan kecil dan berubah seperti tepung yang bertebaran tertiup angin. Keanehan juga terlihat pada tubuh Jaka Tole, meskipun pakaian serta benda ya

Bab 17. AIR SURGA Pada suatu masa tetap berwarna hitam, akan tetapi pada masa yang lainnya berubah menjadi merah, kuning, biru, hijau dan putih. Sepertinya tubuh Jaka Tole sedang ditempa habis-habisan oleh sebuah kekuatan tak kasat mata yang sangat hebat dan kuat. Sementara itu di pusat kundalininya atau pusat energi dalam tubuhnya, sedang terjadi perubahan yang sangat ajaib. Energi Prana yang sangat kuat terlihat mulai berputar di tubuhnya, menembus semua titik meridian dan mengisi semua urat syaraf di tubuhnya dengan energi Prana yang sangat kuat. Jika dihitung dengan waktu di dunia fana, diperkirakan Jaka Tole dalam kondisi tak sadarkan diri selama satu bulan. Hingga akhirnya semua perubahan pada tubuhnya berhenti, dan rambutnya kembali menjadi hitam. Hanya saja postur tubuh Jaka Tole, terlihat sangat kokoh dan tulang-tulang yang besar tampak jelas menonjol dibalik kulitnya. Dan secara otomatis tinggi badannya juga bertambah, seiring dengan semak

Bab 19. KELUAR DARI JURANG MALAIKAT Hingga akhirnya dia mempelajari metode formasi teleportasi lintas dimensi yang ada di dalam Kitab Suci kuno itu. Saat pertama kali mempraktekkan formasi teleportasi, tiba-tiba saja tubuhnya menghilang dan seperti tertelan dalam lobang hitam yang muncul entah darimana. Dan sebelum dirinya tersadar, tubuhnya sudah muncul di sebuah hutan lebat yang normal. Mengapa disebut normal, karena warna tanah, pohon, daun beserta langitnya mempunyai warna pada umumnya alam semesta ini. “Jagat Hyang Maha Kuasa, ada dimana aku ini? Apakah saya sudah keluar dari alam aneh itu?” gumam Jaka Tole sambil memandang sekelilingnya. Saking penasarannya, dia mencabut rumput dan menggigitnya, serta memetik beberapa pohon yang ada di hutan ini dan mengunyahnya pula, untuk membuktikan rasa penasaran yang memasuki pikirannya. “Hebat… akhirnya saya bisa keluar dari alam merah itu.” gumam Jaka Tole kepada dirinya sendiri. “Guru,