Dengan wajah menegang, Naira melangkah ke arah mobil yang sudah menunggu di depan. Mobil itu berkilat, mencolok, dan seakan sengaja diparkir dengan percaya diri di hadapan siapa pun yang lewat. Jantungnya berdebar, antara marah, takut, dan enggan, tapi langkahnya terus melaju.Ia meraih gagang pintu kabin belakang, menariknya dengan kasar. Terkunci. Naira mendengus, mencoba sekali lagi. Tetap tak bisa, seolah Alex memang sengaja menguncinya.Dengan hati yang semakin panas, Naira bergeser ke kabin depan. Kali ini pintu terbuka dengan mudah. Nafasnya tercekat, tapi ia tidak punya pilihan lain. Dengan tatapan menusuk, ia menjatuhkan tubuhnya di kursi penumpang.“Bagus,” ucap Alex, senyum miring tersungging di bibirnya. “Aku bukan sopirmu, Naira. Aku ayah dari anakmu.”Naira menoleh cepat, sorot mata tajam, dan bibirnya bergetar menahan amarah. Ia bergegas menarik sabuk pengaman, memasangnya saat melihat Alex bergerak mendekat.“Aku bisa sendiri.”Gerakan cepat itu membuat tangan Alex ber
Last Updated : 2025-09-16 Read more