Genggaman tangan Puspa di HP menguat. Tenggorokannya terasa nyeri dan perih. Ia nggak ingin lihat lebih lama, layar HP segera ia matikan. Ia lalu ambil gelas di depannya, menenggak habis isinya dalam satu tegukan. Gerakannya terlalu terburu-buru, hingga minuman itu malah membuatnya tersedak dan batuk keras. Reaksi tubuh itu membuat sudut matanya ikut memanas dan basah. Saat itulah, telepon dari Wilson masuk. Katanya, ada yang perlu dibicarakan soal rancangan draft terbaru. Puspa pun beri tahu lokasi tempat ia berada. Setengah jam kemudian, Wilson muncul. Dia gila kerja, jadi begitu muncul, langsung masuk ke inti pembahasan. Mereka pun tenggelam dalam diskusi, kepala rapat, bahu hampir bersentuhan. Semua terlihat wajar karena sama-sama fokus. Saking seriusnya, Puspa bahkan nggak sadar ada seekor “lalat” masuk ke ruangan. Dan "lalat" yang dimaksud tak lain adalah Lukman. Sebuah suara menjengkelkan terdengar, “Tengah malam keluar dengan pria asing, kamu nggak tahu malu, ya?” Puspa
Read more