Share

Bab 6

Author: Starry
Barulah Ravina sadar, pesta yang diajak Marcus dan Lowie ternyata adalah pesta ulang tahun Willianti! Bukan itu saja, orang tua Marcus dan semua sahabatnya juga hadir di sana.

Dia memandangi satu per satu wajah yang dulu begitu akrab dalam ingatannya, kini semuanya mengelilingi Willianti dengan penuh kehangatan. Jadi ini yang Marcus maksud sebagai ingin membuatnya senang"?

Ravina ditempatkan oleh kedua orang itu di dekat area sound system. Mereka memberinya sebotol air dan sepotong kue kecil.

"Sayang, duduk di sini dulu ya. Aku sama Lowie mau menyapa beberapa orang," ujar Marcus dengan nada lembut.

Ravina hanya bisa menatap dan menyaksikan bagaimana Marcus berlutut dengan satu lutut di depan Willianti dan mencium perutnya dengan khidmat.

Lowie pun ikut melompat kegirangan di samping mereka dan memanggil Willianti dengan lantang, "Mama!"

Sahabat Marcus bersorak, "Kakak Ipar!"

Marcus sempat melirik ke arah Ravina, lalu memberi isyarat dengan jari telunjuk kepada mereka dan meminta mereka menurunkan suara. "Jangan asal manggil, hati-hati kalau Ravina dengar."

Ibu Marcus yang dulu pernah berjaga semalaman di sisi tempat tidur Ravina saat dia terluka karena menyelamatkan Marcus, kini menepuk bahu putranya sambil mengerutkan kening tak puas.

"Takut apa? Memangnya kenapa kalau dia dengar? Dia itu buta. Tanpa kamu, dia bisa ke mana? Sekarang si Willi bawa cucu emasku dalam kandungannya."

Sahabat Marcus pun menimpali, "Betul itu! Orang seperti kita, mana mungkin nggak punya lebih dari satu wanita. Kamu baru punya satu, itu pun udah sangat menghormati Ravina."

Marcus menanggapi dengan ekspresi tegas, "Istriku tetap Ravina. Nyonya Harafi hanya satu dan itu dia. Kalian semua jangan sampai bocor ke luar!"

Semua orang buru-buru menjawab, "Baik, baik, tenang aja, mulut kami terkunci rapat. Lagi pula kamu juga sembunyiin kakak ipar kami di rumah terus, kami juga jarang ketemu."

Mereka pikir dengan menempatkannya di dekat speaker, Ravina tak akan mendengar semua pembicaraan itu. Sayangnya mereka lupa, hidup sepuluh tahun dalam kegelapan membuat pendengaran Ravina jauh lebih tajam dari orang biasa.

Ravina diam-diam mendengarkan semua canda tawa mereka. Tidak apa-apa. Sebentar lagi, dia akan benar-benar pergi. Namun, dia tidak menyangka Willianti akan begitu nekat mendekatinya diam-diam saat Marcus dan Lowie sedang lengah.

"Ravina, kamu tahu aku siapa?" Suara Willianti terdengar penuh kemenangan. "Suamimu baru saja bangun dari tempat tidurku pagi ini. Sekarang kamu duduk di pesta ulang tahunku yang dia siapkan dengan sangat teliti."

"Orang tua Marcus sudah memanggilku menantu dan anak yang kamu lahirkan dengan susah payah barusan memanggilku Mama."

"Kami sudah bersama hampir dua tahun. Setahun yang lalu, aku sudah pindah ke vila kalian. Setiap malam, kami berdua bercinta di kamar lantai bawah. Sayangnya kamu buta, jadi kamu nggak bisa lihat ekspresi tergila-gilanya saat dia bersamaku. Barusan saja dia mencium perutku sambil berlinang air mata."

"Awalnya aku nggak berniat merebut posisimu. Lagi pula dibanding kamu, hidupku lebih mirip istri Marcus yang sebenarnya. Tapi sekarang aku hamil. Anak ini butuh status yang jelas."

"Kalau kamu tahu diri, sebaiknya kamu segera serahkan posisi itu. Aku masih bisa mempertimbangkan belas kasihan. Karena kamu buta demi menyelamatkan Marcus, mungkin aku biarkan dia belikan kamu apartemen untuk kamu tinggal sebagai beban hidupnya."

Ravina menatap Willianti yang berdiri di depannya dengan gaya seorang pemenang. Namun, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Willianti tampak heran dengan ketenangannya. "Kamu nggak percaya? Aku ...."

Willianti belum selesai bicara saat suara langkah kaki yang cepat terdengar. Marcus muncul sambil menatap Willianti dengan penuh peringatan sebelum berpura-pura tenang. "Sayang, kalian sedang ngobrol apa?"

Ravina tersenyum tipis. "Nggak ada. Nona Willianti cuma bilang suaminya sangat mencintainya. Aku jadi sedikit iri."

Marcus langsung terlihat lega.

Di mata Ravina, muncul secercah ejekan. Marcus tahu betul bahwa Ravina adalah tipe yang tidak bisa menoleransi kebohongan sekecil apa pun. Jika Willianti tadi benar-benar berkata macam-macam, Ravina pasti sudah langsung mempertanyakannya.

Namun, Marcus lupa ... itu adalah Ravina sepuluh tahun yang lalu. Sifat manusia bisa berubah.

Marcus memeluk Ravina ke dalam pelukannya. "Apa yang perlu diirikan dari orang lain? Aku ini kurang baik apa sama kamu?"

Ravina tidak menjawab.

"Ayo balik ke kamar, aku capek," ucapnya datar.

Marcus pun masuk ke kamar mandi untuk mandi.

Tak lama kemudian, ponsel Ravina berbunyi. Sebuah pesan suara muncul di layarnya.

"Kamu pikir Marcus masih mencintaimu? Semua itu cuma pura-pura. Dia sudah janji akan menebus segalanya padaku."

Ravina tidak membuka pesan itu. Yang justru berulang kali dia baca adalah pesan dari Mona.

[ Semuanya sudah siap. Kakakku akan datang menjemputmu sesuai waktu yang kita sepakati. ]

"Kenapa kamu pegang HP? Nggak nemu buku, ya?" Suara Marcus tiba-tiba terdengar dari atas kepalanya. Ravina buru-buru mematikan layar ponselnya, lalu pura-pura meraba-raba di sekitar seolah sedang mencari sesuatu.

Marcus tidak memberikan buku padanya. Sebaliknya, dia langsung memeluk Ravina dari belakang. Napas hangatnya menyentuh lembut leher Ravina. "Sayang ...."

Perasaan mual langsung menyeruak dalam hatinya. Ravina spontan mengerutkan alis dan menepisnya dengan dingin, "Aku capek."

Apa maksud semua ini? Karena Willianti hamil, jadi dia tidak tega menyentuh wanita itu lagi dan kembali ke Ravina?

Lewat tengah malam, Marcus bangkit dari tempat tidur dan turun ke lantai bawah.

Tak lama kemudian, dari kamar lantai satu, terdengar jelas suara erangan wanita yang sengaja dibuat keras, diikuti dengan suara desahan yang tertahan seolah sedang dibungkam.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 24

    Oscar mengangkat tangan untuk merapikan kerutan di antara alis Ravina dengan lembut. "Kalau begitu, gimana kalau kita tunda dulu pernikahannya? Aku bisa temani kamu pulang ke negara asal untuk lihat kondisi Marcus."Ravina menggeleng pelan. "Nggak perlu. Biarkan aku tetap jadi satu-satunya harapannya. Selama dia masih menaruh harapan padaku, mungkin dia masih bisa bertahan. Tapi kalau aku datang, dia nggak punya penyesalan lagi. Bisa jadi malah saat itulah dia benar-benar melepaskan segalanya."....Setengah bulan kemudian, Ravina dan Oscar mengadakan pernikahan mereka di sebuah kapel tepi laut.Begitu alunan lembut piano menggema, Ravina pun mewujudkan mimpinya. Dia mengenakan gaun pengantin hasil desainnya sendiri dan berjalan perlahan di atas karpet merah menuju pria yang paling dicintainya.Saat Oscar menyematkan cincin di jari manisnya, air matanya tidak bisa lagi ditahan. Setelah bertahun-tahun diam-diam mencintainya, kini semua akhirnya menjadi kenyataan."Ravina, terima kasih s

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 23

    Marcus dan Lowie akhirnya kembali ke negara asal. Namun baru saja keluar dari pesawat, mereka langsung dikepung oleh rombongan media."Pak Marcus, bagaimana tanggapan Anda atas tuduhan dari Nona Willianti bahwa Anda memaksanya melakukan hubungan intim?""Apakah Keluarga Harafi akan menggunakan uang untuk menyelesaikan kasus ini secara damai?""Sebelumnya, Nona Willianti selalu mengaku sebagai tunangan Anda. Apakah alasan belum diadakannya pernikahan adalah karena kembalinya istri sah Anda, Ravina, yang dinyatakan telah meninggal?"Marcus benar-benar kebingungan oleh rentetan pertanyaan yang datang bertubi-tubi. Dia baru pergi ke luar negeri beberapa hari, apa lagi yang dilakukan Willianti sekarang?Marcus segera memerintahkan pengawalnya untuk membuka jalan, lalu masuk ke mobil dan langsung menghubungi pengacaranya. "Apa yang sebenarnya terjadi selama aku pergi?""Sejak kematian anak itu, kondisi mental Willianti tidak stabil ... kadang sadar, kadang tidak. Kedua orang tuanya datang da

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 22

    Marcus dan Lowie menatap pemandangan di depan mata mereka dengan hati yang tercabik.Mereka telah bersusah payah mencari tahu keberadaan Ravina, bahkan membeli bunga dan datang terburu-buru. Namun, yang mereka lihat adalah pemandangan seperti ini.Marcus langsung berlari menaiki panggung. Dia menatap Ravina dengan tatapan penuh harap."Jangan ... jangan terima lamarannya, ya? Aku tahu aku salah, aku benar-benar salah. Aku sudah benar-benar memutuskan semua dengan Willianti, anak haram itu juga sudah mati.""Sekarang nggak ada lagi yang bisa menghalangi kita. Kita pernah saling mencintai bertahun-tahun, kita punya anak ... tolong ... beri aku satu kesempatan lagi, ya?"Oscar segera berdiri di depan Ravina untuk melindunginya. Dia melayangkan sebuah pukulan keras ke wajah Marcus hingga pria itu terjatuh ke tanah. Oscar kemudian berjongkok dan mencengkeram kerah Marcus dengan penuh amarah."Masih kurang puas sama pukulan yang kemarin, ya? Sekarang Ravina adalah tunanganku. Kalau kamu teru

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 21

    Setelah menunggu selama satu minggu, seluruh hasil penilaian akhirnya diumumkan. Panitia secara resmi mengundang semua peserta untuk menghadiri malam penganugerahan penghargaan.Saat ini, Ravina sedang berdiri di depan cermin sambil merapikan gaun malam yang dia kenakan. Oscar muncul dari belakang dan memakaikan kalung mutiara di lehernya dengan lembut."Indah sekali. Kamu suka?" Oscar mengecup pipinya dengan lembut dan menatapnya penuh kasih sayang.Ravina mengangkat tangan, menyentuh butiran mutiara yang memantulkan cahaya alami. Dia lalu berbalik dalam pelukan Oscar, hingga mereka saling berhadapan. "Kamu temani aku malam ini, ya? Siapa tahu aku menang. Aku ingin kamu ada di sisiku."Oscar menghela napas pelan dan memeluknya erat. "Maaf .... Aku juga ingin mendampingimu, tapi hari ini aku ada urusan penting yang nggak bisa ditinggal."Ravina menunduk pelan. "Baiklah, kamu pergi saja."Setelah mobil Ravina menjauh, Oscar dan Mona berdiri di depan rumah. Mona berkata dengan yakin, "Ka

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 20

    Willianti menatap kosong ke arah bayi yang ada dalam pelukannya. Dia bahkan tidak bisa mengingat kapan terakhir kali anak itu menangis, bahkan lupa kapan terakhir kali memberinya makan.Sepertinya ... dia telah membunuh anak itu dengan tangannya sendiri!Willianti memeluk erat tubuh si kecil yang sudah tak bernyawa. Saat menengadah menatap Marcus dan Lowie, dia malah melihat seberkas rasa puas di wajah mereka.Marcus berdiri sambil menatapnya dari atas, lalu berkata dengan santai, "Mari kita akhiri semuanya. Selain 10 miliar yang sudah kujanjikan sebelumnya, aku akan tambahkan satu unit vila. Tapi mulai sekarang, kamu nggak boleh pernah muncul di hadapanku lagi."Willianti memandangi kedua orang itu dengan kebencian yang mendalam. Dia jatuh serendah ini karena mereka! Yang tersisa dalam hatinya hanyalah dendam.Sepuluh miliar?Bagi orang biasa, 10 miliar memang cukup untuk hidup nyaman seumur hidup. Akan tetapi, gaya hidupnya telah menjadi semakin konsumtif karena dimanjakan Marcus. Mu

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 19

    Willianti diam-diam mengeluarkan banyak uang untuk melakukan tes DNA antara anaknya dan Marcus. Setelah itu, dia meminta seorang teman membawakannya perlengkapan siaran langsung.Saat itu, Willianti sedang dalam masa nifas. Wajahnya pucat dan tubuhnya tampak sangat kelelahan, tetapi dia tetap berusaha menampilkan citra diri yang lemah dan menyedihkan.Begitu semua sudah siap, dia mengarahkan kamera ke wajahnya yang membengkak dan pucat. Dengan tangan bergetar, dia mengangkat hasil tes DNA ke depan kamera, lalu mulai berbicara dengan air mata yang terus mengalir."Teman-teman, saya adalah Willianti, tunangan dari Marcus, CEO Perusahaan Hope. Siaran langsung hari ini saya lakukan demi mencari keadilan untuk anak kami."Dia mengangkat bayi yang masih terbungkus selimut ke depan kamera dan berkata dengan suara tercekat, "Anak ini bahkan belum berusia satu minggu, tapi ayahnya sudah menolak mengakuinya. Ini adalah hasil tes DNA antara Marcus dan anak ini, tingkat kecocokan 99,99%.""Dulu, d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status