“Bim, kamu gak apa-apa?” tanya Mbak Dini, suaranya terdengar seperti dari kejauhan, tapi matanya berkilat penuh arti.“A-aku… kayaknya pusing sedikit, Mbak,” kataku, suaraku serak.Aku mencoba berdiri, tapi kakiku lemas, dan aku jatuh kembali ke sofa. Kenapa aku jadi seperti ini? Apakah karna kopi tadi?Tidak biasanya minum kopi jadi seperti ini. Aku menatap Mbak Dini, yang kini tersenyum kecil, tangannya masih di pahaku, bergerak lebih berani.“Tenang aja, Bim. Mungkin lagi capek. Santai dulu, ya,” katanya, suaranya seperti bisikan yang menggoda.Aku menelan ludah, tubuhku panas, dan pikiranku semakin kacau. Sebenarnya apa yang terjadi padaku?Dan kini, tiba-tiba aku merasa kehilangan kendali. Hasrat yang tidak wajar membuncah, membuatku sulit berpikir jernih.Melihat aku semakin gelisah, Mbak Dini justru semakin berani, tangannya mengusap pahaku dengan lembut. “Apa yang kamu rasain, Bim?”Entah kenapa, suaranya terdengar seperti ada desahan. Tangannya semakin berani, naik untuk mere
Terakhir Diperbarui : 2025-09-22 Baca selengkapnya