Nadira langsung menegang, matanya melebar ketakutan. “Serius? Berarti dia datang lagi. Tadi aku ketemu dia di hotel, tapi aku berhasil kabur. Sekarang aku gak tahu harus gimana, Mas.”“Tenang, Nad,” kataku, mencoba menenangkan meski pikiranku sendiri ikut gelisah. “Aku hubungi Pak Jamal dulu, memastikan apa mobil itu masih ada atau nggak.”Nadira mengangguk cepat, meski tangannya yang menggenggam tas tampak bergetar. Aku segera mengambil ponselku dan menghubungi Pak Jamal, security apartemen. Setelah beberapa kali nada sambung, akhirnya suara berat Pak Jamal terdengar.“Halo, Mas Bima, ada apa?”“Pak, mobil BMW hitam tadi apa masih ada di depan apartemen?” tanyaku cepat, suaraku terdengar tegang.“Sudah pergi, Mas. Tadi cuma sebentar, orangnya masuk ke dalam, tapi tidak lama kembali lagi," jawab Pak Jamal.Aku menutup telepon, menghela napas lega.“Dia sudah pergi, Nad,” kataku, menoleh pada Nadira. “Sebaiknya kita kembali ke apartemen sekarang. Di luar gak aman.”Nadira menunduk, sua
Terakhir Diperbarui : 2025-08-21 Baca selengkapnya