“Aku bukan salah satu teman tidurmu.”Tangan Gista memerah setelah menampar Akash. “Jangan perlakukan aku seperti mainanmu.”Kalau tadi Akash merasa kaget ditampar oleh Gista, kini dia merasa sakit luar biasa. Hatinya seperti ditampar oleh perkataan halus, tetapi menusuk, yang keluar dari mulut Gista. Dua perkataan Gista yang satu pun tak bisa dia balas.“Gista, akan aku jelaskan,” pinta Akash lirih. Matanya tetap menahan setiap gerak Gista.Gista memejamkan mata. Napasnya yang sempat memburu, kini mulai melandai. Bibirnya masih terasa bengkak, efek dari ciuman paksa Akash.Tinju kecil Gista terkepal di samping tubuh. Dia merapat ke dinding, membuat jarak dengan Akash. Jika terus berdekatan dengan pria itu, Gista mungkin akan kembali terpasung dalam ingatan kemarin.Dia hanya ingin tenang dan melupakan rasa sakit hatinya. “Menjelaskan apa, Pak Akash? Menjelaskan kalau saya hanya partner riset, cadangan, atau pilihan kedua? Maaf, saya tidak punya waktu untuk berdiri di sini dan menden
Last Updated : 2025-08-18 Read more