Laras membalikkan tubuh, pura-pura terlelap. Namun matanya nyalang di balik kelopak, hatinya masih panas teringat nama di layar ponsel itu. Bagaimanapun mencoba, ia tak bisa. Setiap benda pipih bergetar, ia menggigit kuat selimut.Batinnya menjerit, ‘Jangan berlebihan, Laras!’Kasur bergeser, Dirga mendekat dan menciumi punggung polos sang gadis. Ia menutupi tubuh Laras dengan selimut. Lalu ia beranjak dari ranjang, menerima panggilan suara yang sepertinya penting.Melalui celah matanya, Laras bisa melihat ada senyum merekah di wajah tampan itu. Senyum yang bahkan belum pernah ia lihat sebelumnya.“Ya, Sayang, kenapa?” Suara Dirga lembut dan rendah.Tubuh Laras gemetaran hebat di balik selimut. Tangannya terkepal dan menekan kuat ranjang. Dadanya kembang-kempis cepat, seolah akan terjadi ledakan besar. Sudut matanya mulai basah. Ia berharap Dirga tak melihat hal menyedihkan ini.Dirga menoleh sesaat, memperhatikan Laras. Setelahnya, ia membawa ponselnya menjauh. Entah hal sepenting ap
Last Updated : 2025-09-06 Read more