Laras duduk tegak, wajah yang biasanya berseri-seri itu kini tak memiliki ronanya lagi. Bahkan ia enggan menatap ke arah Dirga. “Laras, jawab saya!” desak Dirga yang menyentuh pahanya lagi, sedikit meremasnya. “Maaf, Dok. Saya mau cek kondisi pasien dulu. Permisi.” Gegas gadis itu bangkit. Namun, Dirga menarik pergelangannya, membuatnya hampir terjatuh di pangkuan Dokter Tampan.Untungnya Laras sigap menahan pada lengan kursi. Lalu berdiri di samping Dirga. Kalau begini terus, jantungnya sudah tak kuat menanggung tarik-ulur.Mereka memang saling tatap, tetapi caranya berbeda. Laras tak mengerti mengapa Dirga harus bersikap seposesif ini padanya? Kalau pria itu memang menjalin hubungan serius dengan Amanda, bukankah itu artinya ia merusak hubungan di antara mereka? Sebagai perempuan yang pernah terluka karena pria dicintainya, ia agaknya mudah berprasangka. Jika Rama saja bisa berhubungan intim dengan sembarang wanita di ranjang miliknya, bukankah Dirga juga lebih bebas? Apalagi mer
Last Updated : 2025-09-10 Read more