Hening itu menusuk, seperti malam yang kehilangan cahaya bulan. Nadine berdiri kaku di depan Arkana, sementara Dira masih menyunggingkan senyum liciknya, penuh keyakinan kalau ia sudah memenangkan permainan. Jantung Nadine berdetak terlalu keras, membuat napasnya pendek. Ia ingin bicara, ingin teriak sekeras mungkin kalau semua yang dilakukan Dira hanyalah tipuan. Tapi tatapan Arkana terlalu tajam—seolah ia sedang menimbang setiap gerakan kecil, setiap tarikan napas, bahkan getaran suara yang mungkin akan keluar dari bibirnya. “Apa yang kamu lihat, Nadine?” ulang Arkana dengan nada lebih tegas. Nadine menggigit bibirnya, lalu berkata pelan, “Aku… aku lihat Dira…” Namun sebelum kalimat itu selesai, Dira memotong dengan suara lantang. “Dia bohong, Arkana! Nadine jelas ingin menjatuhkanku. Kamu tahu kan, dari awal dia tidak suka aku ada di sini. Semua ini cuma fitnah!” Arkana menoleh sekilas pada Dira, lalu kembali pada Nadine. “Lanjutkan,” ucapnya datar, tak terpengaruh. Na
Last Updated : 2025-09-23 Read more