Ari mengusap pipinya lembut, seakan menenangkan. “Tidak ada yang salah saat aku bersama kamu, Yu. Hanya kita berdua di sini. Aku janji.” Ketika bibir Ari turun, menyentuh belahan dada Ayu, tubuh wanita itu terlonjak pelan. Ia menggigit bibir bawahnya sendiri, berusaha keras menahan suara yang ingin keluar, tapi akhirnya desahan itu kembali lolos. Nafasnya tidak beraturan, dadanya naik turun cepat, matanya terpejam rapat. Ada rasa malu yang membuncah, ada juga rasa bersalah yang terus menghantui, tapi di atas semua itu ada kenikmatan yang tidak bisa ia tolak. Ari semakin tenggelam dalam hasratnya. Bibirnya menekan lebih kuat, menghisap pelan, memberikan tanda merah yang akan sulit hilang. Setiap kali ia melakukan itu, Ayu merasa tubuhnya seperti dialiri arus listrik, membuatnya meliuk tak berdaya. Tangannya kini bukan hanya menggenggam bahu Ari. Ia mencengkeram erat, kukunya menancap pelan ke kulit Ari, menyalurkan gejolak yang tidak bisa ia ungkap dengan kata-kata. “Yu....
Terakhir Diperbarui : 2025-09-06 Baca selengkapnya