Ayu merasa khawatir, jantungnya berdetak kencang seperti hendak meloncat keluar. Tatapannya terpaku pada lelaki di hadapannya yang mendadak tampak asing dan berbahaya. Ada perasaan takut yang merayap, seakan-akan lelaki itu menyimpan niat jahat terhadapnya. “I–iya, benar,” jawab Ayu terbata, suaranya nyaris tak terdengar. Sejenak, ia menunduk, mencoba mengatur napasnya yang tersengal. Tadi, sebelum pulang dari rumah sakit, Ayu memang sempat memompa ASI. Tangannya masih terasa pegal, tapi demi Dimas, ia rela melakukan apa saja. “Kebetulan ini masih fresh,” ucapnya dengan suara serak, mencoba terdengar tenang meski kegelisahan tak bisa ia sembunyikan. Ia mengulurkan satu kantong ASI miliknya. Namun lelaki itu tak tinggal diam. Langkahnya justru makin mendekat, membuat Ayu refleks mundur selangkah. Aura dingin sekaligus mendesak menyelimuti ruangan. “Ini kurang, aku mau borong semua yang ada di kulkas,” ucapnya datar, tapi sorot matanya menusuk, seakan menyiratkan sesuatu yang la
Terakhir Diperbarui : 2025-08-30 Baca selengkapnya