“Pak… tolong buka borgolnya,” bisik Luna. Suaranya bergetar, lirih, seolah keluar dari celah bibir yang sulit sekali mengucapkannya. Dada Luna naik-turun cepat, jantungnya berdentum tak karuan. Malu, takut, tapi juga dirundung nafsu yang tak lagi bisa ia kendalikan.Punggungnya menempel pada dinding ruang ganti yang dingin, kontras dengan tubuhnya yang dipenuhi hawa panas. Devan sama sekali tak menggubris permohonannya. Lelaki itu menenggelamkan wajahnya lebih dalam di antara pangkal paha Luna, seolah telinganya sengaja ditulikan. Yang ada hanya desakan nafsu, yang sudah sepekan penuh menggerogoti dirinya.“Paaaak…” suara Luna kembali terdengar, memanjang, nyaris seperti keluhan. Tubuhnya melengkung, berusaha melepaskan diri dari tekanan yang mengalir deras, tapi justru semakin terperangkap dalam hasrat liar sang atasan. “Sssssh… saya nggak kuat, Pak,” desahnya. Ia bahkan merasa malu mendengar suara sendiri, lirihnya begitu serak, seperti kepanasan yang tak terpadamkan.Devan baru men
Last Updated : 2025-09-11 Read more