Luna melepaskan ciumannya. Kalau ia biarkan ciuman mereka terus dilakukan, bisa-bisa mereka baru akan keluar dari kantor setelah hari sudah benar-benar gelap. Dengan cepat ia berdiri dari pangkuan Devan, menyambar tas kecilnya, lalu menoleh sambil tersenyum.“Ayo, Pak. Kita harus segera berangkat. Perjalanan ke villa hampir dua jam, jangan sampai kemalaman di jalan. Saya sudah nggak sabar ingin tidur di sana, istirahat sejenak dari teriakan ibu mertua saya setiap pagi. Ayo Pak, kita pergi sekarang,” ucap Luna sambil menarik tangan Devan.“Tapi milikku sudah berdiri, Luna. Kau harus tanggung jawab,” balas Devan menggoda, matanya menatap nakal.Luna menyeringai kecil, lalu mendekat dan berbisik, “Nanti saya kasih double. Sekarang tutup dulu pakai jas, Pak.” ujarnya sedikit memaksa, membuat Devan hanya bisa menghela napas panjang.Pria itu tidak bisa menolak. Dengan sekuat tenaga ia berusaha meredam gejolak dalam tubuhnya yang sudah mendesak ingin segera melakukan pelepasan. Namun, berbe
Last Updated : 2025-09-05 Read more