Luna menarik napas panjang, mencoba menelan semua rasa sakit di dadanya. Dengan langkah berat, ia menuju dapur. Ruangan itu terasa dingin sekaligus menyesakkan, tapi ia sudah terbiasa. Tanpa banyak pikir, tangannya langsung bergerak, mengambil apa saja yang ada dan mulai memasak.Ia hanya diam. Suara alat masak beradu satu sama lain terdengar jelas, sesekali disertai desahan lelah dari bibirnya. Sesekali keringat menetes di pelipisnya, tapi ia terus bergerak, berusaha menyelesaikan semuanya secepat mungkin.Waktu terasa berjalan lambat, seolah setiap detik sengaja menambah beban pikirannya. Namun akhirnya masakan itu juga selesai. Luna menatap hasil kerjanya sekilas—tanpa rasa bangga, hanya sekadar lega karena kewajibannya sudah ia lakukan.Dengan hati-hati, ia membawa semua itu ke meja makan. Piring demi piring ia letakkan satu per satu, berusaha menata dengan rapi. Meski matanya berkaca-kaca, ia tetap menunduk, memastikan tidak ada yang tumpah atau salah tempat.Saat semua sudah ter
Last Updated : 2025-09-08 Read more