“Pak jangan bercanda,” ucap Luna setelah beberapa saat terdiam. Demi apa pun, dia terkejut bukan main mendengar kalau wanita yang dimaksud Devan itu adalah dirinya. Rasanya mulutnya kaku, lidahnya kelu, dan jantungnya berdetak makin tak beraturan. Bukan karena takut, tapi karena ada sesuatu yang menggedor-gedor di dalam dirinya, sesuatu yang tak pernah ia sangka sedikitpun akan terjadi. “Aku tidak bercanda. Aku serius. Aku menyukaimu, bahkan sejak kamu masih SMP. Hatiku… cintaku, sudah habis sama kamu. Meski aku pernah memiliki kekasih, tapi aku tidak pernah bisa menyingkirkan kamu dari hidupku. Aku masih mencintaimu, Luna. Tapi aku tahu, seharusnya aku tidak bicara begini, mengingat statusmu adalah istri orang,” jawab Devan, tenang dengan segala kesungguhannya. Tatapan mereka saling mengunci satu sama lain. Demi apa pun, ini adalah sebuah kejutan besar. Luna tak pernah menyangka ada orang lain yang menyimpan rasa seperti ini padanya, selain Arkana dulu. Devan, bosnya, pria mapan
Last Updated : 2025-09-16 Read more