“Soal ucapan kamu tadi,” ucap Nadine perlahan, matanya menatap lurus ke arah Dirga. “Aku penasaran dengan ide kamu sebenarnya?” Dirga tidak langsung menjawab. Ia hanya menghela napas, menatap wajah perempuan itu dengan ekspresi serius. “Sebenarnya ini simpel sih, Nad,” katanya pelan, lalu mencondongkan tubuh sedikit ke depan. “Tapi kamu harus punya tekad yang kuat.” Nadine mengerutkan kening. “Cepet jelasin, Ga!” desaknya, suaranya terdengar setengah tegang. Dirga menyandarkan punggung ke kursi dan menatapnya tajam. “Intinya, kamu cuma perlu membalas perlakuan si brengsek itu sampai dia sendiri yang nyerah dan milih buat menceraikan kamu,” ujarnya mantap. Nadine tertegun, menatap pria itu tanpa berkedip. Sekaligus menunggu Dirga melanjutkan kalimatnya. “Kalau dia bersikap dingin, kamu harus lebih dingin,” jawab Dirga tanpa ragu. “Kalau dia acuh, kamu juga harus lebih acuh. Kalau dia kasar—” pria itu mencondongkan tubuhnya, menatap Nadine dalam, “—kamu harus berani melawan dia, Na
Terakhir Diperbarui : 2025-10-25 Baca selengkapnya