Langit sore Milan temaram, udara dingin bercampur aroma basil dan adonan panggang. Dapur semi terbuka Giorgio berdiri unik di tepi taman. Atap kayu, tungku batu, meja panjang penuh tepung. “Surprisingly, Lola…” Giorgio mengangkat alis, menyaksikan gadis muda itu meratakan adonan pizza dengan gerakan terampil. “Kau melakukannya seperti seorang pizzaiolo sejati.” Lola terkekeh kecil, tangannya gesit menabur saus tomat, lalu menata irisan mozzarella. “Saya hanya belajar sedikit, Sir.” Gerakannya luwes, bukan seperti orang yang baru coba-coba. Christian memperhatikan dari kursinya, dagunya terangkat. Esther di sampingnya diam, matanya tajam menatap tiap detail gerakan Lola. Tak lama, pizza itu masuk tungku. Aroma khas langsung memenuhi udara. Beberapa menit kemudian, Lola menyajikannya di meja panjang. Dengan senyum malu-malu ia berkata, “Let me introduce… pizza by Lola Sienna.” Giorgio spontan menoleh. “Sienna?” alisnya terangkat, suaranya penuh keheranan. “Seperti daerah ka
Last Updated : 2025-10-03 Read more